Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengikut Agama Tao Makin Minim

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Niko atau pemimpin ritual memimpin iring-iringan tradisi Ciswa pada perayaan Cap Go Meh di Klenteng Sampokong, Semarang, 5 Maret 2015. Tempo/Budi Purwanto
Niko atau pemimpin ritual memimpin iring-iringan tradisi Ciswa pada perayaan Cap Go Meh di Klenteng Sampokong, Semarang, 5 Maret 2015. Tempo/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Penganut agama Tao dari lingkungan masyarakat Tionghowa di sepanjang pesisir pantai utara Jawa Tengah terancam punah. Hal itu dibuktikan minimnya warga Tionghwa mendatangi klenteng yang selama ini menjadi tempat beribadah. “Hanya lima orang yang biasa beribadah di sini, itu pun dua di antaranya dari Semarang,” kata pengelola klenteng Po Ang Hio di Kabupaten Demak, Go Eng Lok saat ditemui Tempo, Ahad 10 Mei 2015.

Menurut Go Eng, tekanan pemerintah Orde Baru selama 32 tahun membuat pengikut agama Tao yang sebelumnya menjadi kepercayaan Tionghwa berpindah agama. “Padahal kami tak melarang mereka yang pindah agama agar tetap bersembahyang di sini,”  kata Go Eng menambahkan.

Minimnya  jemaah membuat klenteng Po Ang Hio  selalu sepi, kondisi ini juga  mempengaruhi klenteng yang tak lagi mampu memanfaatkan lembaga warisan leluhur China itu menampilkan kegiatan seperti Barong Say.

Go Eng  menjelaskan, saat ini tak ada lagi aktivitas latihan tetabuhan dan tarian barong say, ia mengaku sejumlah barang dan tetabuhan milik klenteng  telah tertata membisu di ruang brangkas klenteng.

Go Eng yang baru  terpilih menjadi perawat klenteng  mengaku  sepinya aktivitas itu terjadi sejak 2014. Tapi dia kurang tahu pasti penyebabnya. “Itu kebijakan pengurus,” katanya.

Krisis jemaah juga diakui pengelola klenteng Hok Khing Bio di Juwana, Kabupaten Pati. Di klenteng  itu biasa digunakan ibadah umat agama Tao dan Khong  Hu Cu. Namun jamaah kepercayaan agama belum mampu meramaikan klenteng yang telah ada sejak 1820.

“Makanya setiap hari klenteng hanya dibuka jam  lima  pagi dan tutup jam 8 pagi, kalau banyak orang jagong paling malam jam tak lebih dari jam 11 malam,” kata Tony.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut  Tony,  jamaah klenteng ini rata-rata justru orang luar kampung pecinan di  sekitar Juwana, kadang jamaah awalnya sekedar lewat dan mampir karena kepercayaan yang sama.  Hal itu menjadi alasan pengelola Klenteng tak menetapkan jadwal khusus untuk ibadah kecuali tanggal 15 bulan 1 atau Tje Cap Go  di tahun imlek, saat ulang tahun klenteng.

Ketua yayasan Tjioe Tik Bio, yang mengelola klenteng  Hok Khing Bio, Eddy Siswanto menyatakan sepinya klenteng kondisi itu tak lepas dari tekanan pemerintah orde baru yang memaksa para penganut agama khong hu cu menganut agama yang diakui negara. “Akhirnya ya sepi, klenteng menjadi tempat ritual budaya,” kata Eddy yang kini telah menganut agama Budha.

Untuk meramaikan klenteng yang ada di bawah pengelolaan jamaahnya, Eddy sengaja menggelar ritual budaya Tionghowa sesuai kepercayaan warga sekarang. “Kami gelar pengajian Islami juga, tapi di alun-alun pati,” katanya.

Langkah itu sebagai upaya untuk mempertahankan klenteng pusat udaya Tionghowa, Eddy tak mempersoalkan  minimnya jamaah tapi ingin memperkenalkan masyarakat umum memahami budaya Tionghowa yang sama-sama mengakar di daerah.

EDI FAISOL  | FARAH FUADONA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

24 Februari 2023

Tim BRIN dan BMKG memantau citra radar BMKG yang menjadi rangkaian operasi TMC yang dilaksanakan di Lanud Adi Soemarmo Solo di Boyolali, Jumat, 24 Februari 2023.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Antisipasi Efek Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah, BRIN Gelar Operasi TMC

BRIN dan BMKG menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah untuk mengantisipasi efek Cuaca Ekstrem.


Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

2 November 2021

Ekspor Naik, Pemprov Jateng Catat Surplus Perdagangan

Data ekspor Jateng mengalami surplus yang paling tinggi selama 3 tahun terakhir.


Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

28 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat upacara memperingati hari Sumpah Pemuda.
Pemuda Seluruh Indonesia Ikuti Peringatan Sumpah Pemuda di Semarang

Dengan kondisi turbulensi akibat pandemi, anak muda dituntut berkontribusi untuk membantu kebangkitan bangsa.


Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

26 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan sambutan dalam acara pemutaran film The Mentors di Cinema XXI The Park Solo1 Mall, Solo Baru, Sukoharjo, Selasa (26/10)
Belajar Tangani Terorisme, Ganjar Nonton Film The Mentors

Sekolah juga harus jadi sasaran pemahaman, sebab dinilai menjadi tempat yang subur untuk berkembangnya terorisme.


Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

26 Oktober 2021

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Pemprov Jateng
Pemprov Jateng Raih Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2021

Keterbukaan informasi publik ini tak sekadar hak namun juga bisa dijadikan pedoman.


Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

22 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat Hari Santri di lingkungan kerja Pemprov Jawa Tengah. Jumat (22/10).
Di Hari Santri, Ganjar dan ASN Jateng Berpakaian Ala Santri

Kepada para santri di seluruh Indonesia, Ganjar berharap santri makin adaptif dan selalu memberikan inspirasi.


Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

22 Oktober 2021

Anggota DPRD Jateng Sarungan di Hari Santri

Spirit perjuangan para ulama dan santri menjadi semangat pengingat untuk menghormati para guru dan kiai.


Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

14 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Jateng Kembali Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

Jateng menjadi yang terbaik karena mendapatkan penghargaan kategori Mentor, penghargaan tertinggi dalam kategori Anugerah Parahita Ekapraya.


Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat pelantikan dewan kehormatan dan pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah masa bakti 2021-2026, di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jumat (8/10).
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.


Gubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng

8 Oktober 2021

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama Ketua Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem sekaligus Sekda Jateng, Sumarno.
Gubernur Ganjar Saksikan Pelantikan Pengurus PMI Jateng

Pengurus PMI Jateng bertekad bukan hanya menanggulangi donor darah, tapi harus bersinergi mendedikasikan kemanusiaan.