TEMPO.CO, Solo - Sekitar 8.000 penabuh rebana akan melakukan pawai di pusat Kota Surakarta dalam acara Solo Bersholawat pada Sabtu, 16 Mei 2015. Para penabuh rebana itu akan terbagi dalam 200 kelompok hadrah. Pawai juga akan diikuti kelompok hadrah dari kabupaten lain.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Eny Tyasni Suzana mengatakan pawai hadrah itu merupakan kegiatan rutin tahunan. "Ini sudah kali yang ketujuh," katanya, Kamis, 14 Mei 2015.
Penyelenggaraan kegiatan Solo Bersholawat dalam long weekend ini diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bengawan. "Menjadi semacam wisata religi," kata Eni.
Ketua panitia Solo Bersholawat, Soni Parsono, mengatakan pawai akan diselenggarakan pada malam hari dari Stadion Sriwedari menuju Jalan Jenderal Sudirman. Ribuan peserta akan melakukan pawai dengan waktu tempuh sekitar 90 menit.
"Di titik finis peserta akan disambut jemaah sholawatan," katanya. Seusai pawai akan dilanjutkan dengan pengajian akbar yang rencananya akan diisi oleh Habib Lutfi bin Yahya dari Pekalongan.
Menurut Soni, kesenian hadrah berkembang di Indonesia sejak masa para wali. Kesenian itu digunakan oleh para wali sebagai sarana berdakwah.
Selain para penabuh rebana, pawai juga akan diikuti pasukan polisi dan militer yang membawa simbol-simbol persatuan. "Sekaligus sebagai ajang sosialisasi empat pilar kebangsaan," kata Soni.
AHMAD RAFIQ