TEMPO.CO, Jakarta - Staf Taman Pemakaman Umum Pondok Ranggon Samah bin Ari, 53 tahun, mengatakan jenazah korban tragedi 1998 yang dimakamkan di Pondok Ranggon hanya ada 113 jenazah. Menurut dia yang saat itu ikut bertugas mengebumikan banyak jenazah yang sudah tak utuh itu, jumlah mayat yang dimakamkan tak mencapai angka ribuan.
Jumlah makam kan hanya 113, itu juga satu lubang satu peti," ujar Samah saat ditemui Tempo di kantor pelayanan TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Rabu, 13 Mei 2015. "Saya ada di sana, saya ikut menerima jenazahnya saat diturunkan dari ambulan," kata Samah.
Namun Samah tidak bisa memastikan apakah dalam satu peti mati ada beberapa jenazah di dalamnya. Samah mengatakan pemakaman jenazah korban 1998 dikuburkan pada hari Senin, seingat dia waktu itu sudah nyaris satu pekan dari peristiwa berdarah terjadi.
Pemakaman korban Tragedi Mei 98 menurut Samah berlangsung selama beberapa hari. Pria yang sudah puluhan tahun bekerja di TPU Pondok Ranggon ini berkata pemakaman saat itu dilakukan siang hari. "Jenazah tidak datang berbarengan," kata Samah.
Tujuh belas tahun sudah peristiwa kerusuhan Mei '98 terjadi. Hingga saat ini, pihak keluarga korban masih berupaya mencari keadilan dan menuntut agar pihak-pihak yang bertanggung jawab di balik tragedi ini segera diusut. Dalam tragedi ini banyak orang tewas akibat kerusuhan yang terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia, termasuk di DKI Jakarta.
Beberapa jenazah tidak terindentifikasi dimakamkan di TPU Pondok Ranggon. Jenazahnya ada yang dikubur massal dan diberi tanda nisan bertulis “Korban Tragedi 13-15 Mei 1998 Jakarta”.
Berdasarkan laporan Tim Relawan untuk Kemanusiaan, tercatat ada 1.217 jiwa yang meninggal. Sebagian besar dimakamkan di makam massal TPU Pondok Ranggon. Selain itu tercatat ada 91 orang luka dan 31 orang hilang. Pembakaran terhadap sejumlah gedung, pusat perbelanjaan, dan kawasan tempat tinggal terjadi hampir di seluruh wilayah.
AISHA SHAIDRA