TEMPO.CO, Tangerang - Sejumlah partai politik di Tangerang Selatan disebut-sebut tengah memboikot Airin Rachmi Diany dalam pengusungan bakal calon wali kota Tangerang Selatan periode 2016-2021. Kasus hukum yang kini melilit Wali Kota Tangerang Selatan itu menjadi salah satu faktor keraguan partai politik untuk mengusung adik ipar bekas Gubernur Banten Atut Chosiah dalam pemilihan kepala daerah Tangerang Selatan yang akan digelar 9 Desember mendatang.
"Mayoritas partai politik di Tangerang Selatan sedang galau dan memboikot Airin," kata pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ade Yunus, Kamis, 14 Mei 2015
Kegalauan partai politik di Tangerang Selatan, kata Ade Yunus, dipicu kasus hukum yang kini sedang mendera istri Chaeri Wardhana, terpidana kasus suap eks Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, tersebut. Airin saat ini menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung terkait dengan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Tangerang Selatan.
"Meski statusnya masih sebagai saksi, Airin harus bolak-balik Kejaksaan Agung menjalani pemeriksaan,"katanya.
Menurut Ade Yunus, kasus dugaan korupsi ini sangat menyedot perhatian publik apalagi anak buah Airin telah ada ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Direktur Lembaga Kajian dan Analisa Daerah Terpadu (LKDT) ini mengungkapkan kondisi dan situasi Airin membuat semua partai politik sangat berhati-hati dalam menentukan kandidat bakal calon wali kota yang akan menggunakan partai mereka sebagai kendaraan dalam mengincar kursi orang nomor satu di Tangerang Selatan itu.
"Partai sangat khawatir ketika memutuskan mengusung, di tengah perjalanan nanti status Airin berubah menjadi tersangka dan ini akan menjadi masalah,"katanya.
Selain karena masalah hukum, kegalauan partai politik di Tangerang Selatan saat ini, kata Ade Yunus, juga disebabkan oleh komunikasi politik Airin yang kurang baik. "Komunikasi dengan partai dedlock, terputus, lobi yang tidak sampai."
Airin juga harus menghadapi kenyataan pahit, Partai Golkar, tempat dia bernaung selama ini, tengah dalam persoalan internal yang hingga kini belum berkesudahan. "Konflik partai beringin menyumbang faktor tidak menguntungkan bagi Airin yang menjabat sebagai pengurus Golkar Tangerang Selatan," katanya.
Ade menyebutkan, sembilan partai besar yang mendukung Airin pada pilkada Tangerang Selatan 2011 juga kecewa dengan banyaknya kontrak politik yang tak mampu diemban Airin." Salah satunya Airin gagal menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi, buktinya banyak anak buahnya yang bermasalah dan ditetapkan tersangka korupsi."
JONIANSYAH