TEMPO.CO, Bandung - Larasati Safitri Nur Fazria, remaja asal Tasikmalaya, yang dipasung oleh ibunya kini sudah mendapat perawatan intensif dari dokter Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat. Beberapa hari sebelumnya ia dan ibunya Lia Siti Nurjamilah berobat ke RSJ ini. Akhirnya Larasati menjalani rawat inap dan observasi lanjutan. Larasati masuk ke RSJ pukul 08.00 didampingi Lia.
Larasati dibawa ke RSJ karena kondisinya yang sangat mengkhawatirkan. Larasati suka menggigit tangan sendiri sehingga terpaksa dipasung oleh ibunya. "Dia ditempatkan di sebuah kamar khusus oleh sang ibu agar tidak menyakiti dirinya," kata Encep Supriyadi, Direktur RSJ Jabar, Rabu, 13 Mei 2015.
Menurut encep, selama masa observasi tujuh hari Larasati akan mengikuti beberapa tes seperti terapi dengan obat, terapi sosial juga terapi kegiatan sehari-hari. Setelah menjalani observasi selama tujuh hari maka Larasati akan dipindahkan ke ruang rawat inap khusus anak dan remaja selama tiga pekan.
Untuk menangani kasus Larasati, RSJ Jabar menurunkan satu tim dokter untuk mengawasi perkembangannya selama observasi. Leli adalah dokter yang ditunjuk menangani kasus Larasati itu. "Kami pakai tim karena ini bukan cuma gangguan kejiwaan, tapi ia susah bicara. Emosi tidak stabil," ujar Encep.
Semula keluarga Larasati kesulitan biaya untuk menanggung pengobatan Larasati. Kondisi ini membuat Lia pontang-panting mencari bantuan dari donatur, seperti lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah agar putrinya bisa mendapat penanganan yang layak. Namun menurut Encep, semua biaya ditanggung RSJ Jabar karena Lia mengikuti program BPJS.
"Sebetulnya ibu Lia kan ikutan BPJS jadi karena kami rumah sakit negeri, maka tanggungan atau biaya pasien selama di rumah sakit akan ditanggung BPJS. Mengenai bantuan lainnya dari kami, nanti kami akan mengantar pasien ke rumahnya apabila perawatan sudah selesai," ujar tutur.
Selain bantuan secara material, encep juga menjamin setelah Larasati keluar dan menjalani hidup kembali di tengah masyarakat. Mereka akan tetap mengawasi perkembangan Larasati melalui rumah sakit atau puskesmas yang sudah bekerja sama dengan RSJ Jabar.
"Kami tidak akan melepas pasien begitu saja. Setelah diantar pulang pasien akan diawasi melalui RS atau puskesmas di Tasikmalaya yang memiliki fasilitas psikiater. Nanti akan ada laporan ke RSJ sini tentang hasil atau perubahan terhadap kondisi pasien," ujar Encep.
DWI RENJANI