TEMPO.CO, Bangkalan - Tak hanya merusak tanaman padi, hama keong emas yang menyerang puluhan hektare sawah di Desa Langkap, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, juga mulai "meneror" petani.
Aminah, 36 tahun, petani Langkap, merasa sekujur tubuhnya gatal-gatal setelah memunguti keong emas di sawahnya. "Ini, Mas" kata Aminah sembari menunjukkan bercak-bercak merah di betis dan pahanya, Rabu, 13 Mei 2015.
Sudah hampir satu bulan Aminah memunguti keong emas dari sawahnya, tapi baru kali ini dia diserang gatal-gatal. Gatal di badannya bermula saat dia hendak merontokkan telur keong emas di batang padi dengan kaki telanjang. Tiba-tiba kakinya gatal, dan rasa itu menjalar ke betis, paha, dan akhirnya seluruh badan. "Tiga hari gatalnya baru hilang total," ujar Aminah.
Meski diserang gatal, Aminah mengatakan tidak khawatir karena banyak petani yang tidak terkena gatal-gatal saat memunguti keong emas di sawah masing-masing. "Yang penting pakai alas kaki, agar tidak gatal," katanya.
Jazuli, petani lain, mengaku beberapa bebeknya yang dia lepaskan ke sawah agar memangsa keong emas tersebut malah menderita borok pada bagian mata. "Mungkin karena makan telur keong emas itu, virusnya kena mata, lalu cedera," katanya.
Karena racun itulah, kata dia, bebek miliknya tidak mau memakan hama yang merugikan petani itu. "Tapi sejauh ini belum ada bebek yang mati meskipun telah memangsa keong emas di sawah," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Pencegah Hama Tanaman Dinas Pertanian dan Peternakan Bangkalan Hozairi mengatakan serangan hama keong ini di Bangkalan baru pertama kali ini terjadi setelah hampir 20 tahun. Terakhir serangan hama ini terjadi pada 1997 di Desa Ujung Piring. Saat itu ratusan hektare tanaman padi siap panen rusak akibat keong emas.
MUSTHOFA BISRI