TEMPO.CO , Yogyakarta: Keluarga Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad memutuskan mengubah rencana lokasi pemakaman istri Burhan, Heri Listyawati, yang saat ini jasadnya belum juga dipulangkan ke Indonesia. Sebab, Burhan meminta istrinya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Mondoliko Kelurahan Warung Boto, Umbulharjo Kota Yogyakarta.
Awalnya, keluarga Burhan berencana memakamkan istri Burhan di di Tempat Pemakaman Umum Tegaldowo, Selarong, Kabupaten Bantul. "Dua lokasi yang disiapkan sama-sama makam keluarga, hanya biar lebih dekat," ujar adik kandung istri Burhan, Sigit Heri Setia Budi, kepada Tempo, Selasa, 12 Mei 2015.
Baca Juga:
Menurut Sigit, ibu mertua dari Burhan atau ibu kandung istri Burhan juga dimakamkan di kompleks pemakaman di TPU Mondoliko. Sigit mengatakan permintaan tersebut diungkapkan setelah Burhan sadar.
Burhan dan istrinya merupakan korban kecelakaan helikopter di Pakistan pekan lalu. Burhan terluka parah dan sempat dalam kondisi kritis. Sementara istrinya meninggal. Keduanya saat ini masih berada di Pakistan.
Meski Burhan sadar dan bisa sedikit komunikasi, namun untuk turut pulang ke Indonesia keluarga tak yakin bisa dilakukan. "Perjalanan jauh, tekanan udara dan lainnya bisa mempengaruhi kondisinya, jadi kami rencananya tetap tak menunggu beliau untuk pemakaman," ujar Sigit.
Hingga hari kelima pasca peristiwa kecelakaan naas itu, Sigit menuturkan belum ada tanda-tanda informasi dari Kementerian Luar Negeri ihwal pemulangan istri Burhan ke Yogyakarta. Namun keluarga hanya memperoleh kabar terbaru jika Burhan akan segera dipindahkan ke rumah sakit Singapura untuk menyembuhkan luka bakarnya yang mencapai 75 persen akibat kecelakaan itu.
"Tapi pak Burhan tetap tak mungkin ikut proses pemakaman, hanya anak bungsunya yang segera menyusul pulang lebih dulu ke Indonesia agar bisa menghadiri pemakaman ibunya," ujar Sigit.
Burhan dan istrinya memiliki dua orang putra: Fitra Amrullah,19, yang tinggal dan kuliah Yogyakarta dan Yoga Sulistyo Burhan, 17, yang ikut tinggal dan sekolah tingkat SMA di Pakistan.
Pantauan Tempo hari kelima di kediaman Burhan jalan KH Agus Salim Ngampilan Yogyakarta, sejumlah karangan bunga duka cita sejumlah pejabat terus bertambah. Termasuk dari Presiden RI Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, hingga mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono.
PRIBADI WICAKSONO