TEMPO.CO, SURABAYA - - Dua orang wartawan terinjak oleh tim keamanan kongres Demokrat keempat saat ingin melakukan doorstop kepada Presiden Jokowi dan Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono usai pembukaan kongres. Kedua wartawan bernama Sita wartawan TV One dan Firza wartawan Kompas TV.
Sita menceritakan bahwa saat itu dirinya berlutut untuk menyodorkan mikrofon kepada Presiden Jokowi ketika melakukan wawancara. Tapi tiba-tiba beberapa pasukan keamanan dari Satuan Petugas Garuda membuat pagar betis di depan para wartawan. "Waktu mereka bikin pagar betis itu saya dan Firza didorong untuk menjauhi Presiden Jokowi dan SBY sampai terjatuh di lantai dalam posisi menyamping," kata Sita kepada wartawan di depan Ballroom Hotel Shangrilla Surabaya. Selasa 12 Mei 2015.
Saat terjatuh itulah badan Firza dan Sita terinjak oleh kaki petugas Satgas Garuda. Firza mengaku pundaknya sakit gara-gara terinjak kaki petugas tersebut.
Kejadian tersebut membuat para wartawan lainnya ingin mengembalikan Id card Kongres Demokrat dan tidak meneruskan liputannya sebagai bentuk aksi protes. Selain itu wartawan ingin komandan dari Satgas Garuda segera meminta maaf secara langsung kepada kedua reporter tersebut.
"Masak satgas tindakannya lebih keras dari Pasukan Pengaman Presiden waktu melakukan pengamanan," kata salah seorang wartawan.
Mendengar keluhan wartawan juru bicara yang juga Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan meminta maaf kepada kedua reporter atas tindakan yang dilakukan oleh satgas. Hinca memohon agar para wartawan masih tetap meliput kongres hingga besok.
"Saya atas nama panitia meminta maaf yang sebesar besarnya -kepada sahabat-sahabat saya ini," kata dia.
Hinca menambahkan bahwa kejadian tersebut merupakan sebuah kesalahan yang dilakukan oleh panitia. Dirinya berjanji bahwa kejadian tersebut tidak akan terulang kembali hingga berakhirnya kongres.
EDWIN FAJERIAL