TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mengaku belum menerima laporan terkait ditemukannya kebocoran kunci jawaban saat pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMP di Blitar.
“Tidak ada laporan dan saya anggap (pelaksanaan) Unas lancar,” katanya kepada Tempo, Selasa 12 Mei 2015.
Saiful menyatakan mengetahui adanya penyelidikan terhadap kasus jual beli kunci jawaban di SMPN 4 Blitar dari media massa. Termasuk adanya empat guru dari Gresik yang ikut diperiksa kepolisian di Blitar.
Namun, dia mengaku tidak bisa berkomentar banyak karena menganggap itu ranah polisi. “Wewenang kami hanya menjaga Unas berjalan lancar dan tertib,” katanya sambil menambahkan, kalaupun benar soal UN bocor dan kunci jawaban akurat, kewenangan pemerintah pusat untuk menindaklanjutinya.
Saat ditanya apakah ada tindakan khusus bagi siswa dan guru yang kedapatan membeli dan menjual kunci jawaban? Saiful justru menjawab hal sebaliknya. Menurut Saiful, ujiaqn nasional ini bukan sebagai penentu kelulusan siswa. Namun, sebagai alat ukur pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Tapi apakah ada sanksi bagi para siswa dan sekolah? Terkait itu, Saiful mengaku masih berkoordinasi dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar. “Kami orientasi dulu dengan kabupaten kota,” jelasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resor Blitar menangkap empat orang guru di Gresik. Mereka dijemput dalam pengembangan hasil pemeriksaan terhadap empat mahasiswa yang telah lebih dulu dimintai keterangan karena memperjual belikan kunci jawaban UN SMP untuk mata ajaran Bahasa Inggris.
Seiring dengan pemeriksaan kedelapan orang itu, polisi Blitar juga pergi ke Jakarta untuk memastikan keaslian kunci jawaban yang diperjualbelikan itu. Mereka berangkat setelah surat yang dikirim ke kementerian tak kunjung berbalas.
AVIT HIDAYAT