TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla mengatakan partainya sengaja mengarahkan aklamasi Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020 karena ketakutan perpecahan seperti yang menimpa Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan.
"Demokrat mohon maaf belum bisa jalankan regenerasi. Itu demi eksistensi partai kami karena situasi politik tak normal dan pemerintah bias," kata Ulil di media center Kongres Demokrat di Hotel Shangrila, Surabaya, Selasa, 12 Mei 2015.
Menurut Ulil, pihaknya mencium gelagat intervensi pemerintah di partainya. Pemerintah bisa mengintervensi lewat gerakan internal partai sehingga timbul kongres yang menghasilkan kepengurusan tandingan.
"Yang kami takutkan adalah skenario pemerintah pada PPP dan Golkar ada di Demokrat lewat adanya kepengurusan ganda," kata Ulil.
Ketakutan Demokrat berasal dari pengalaman Musyawarah Nasional ganda Partai Golkar tahun lalu. Musyawarah Nasional Bali menghasilkan kepengurusan yang dipimpin oleh Aburizal Bakrie dan Munas Jakarta menghasilkan kepengurusan Agung Laksono. Meski munas dipersengketakan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia hanya mengesahkan kubu Agung. Pada PPP, Kementerian Hukum mengesahkan kubu hasil Muktamar Surabaya yang dipimpin Romahurmuziy.
"Skenario pemerintah sama saja, memakai kader internal untuk intervensi di dalam," kata Ulil. "Sedangkan faktor eksternal lewat Kementerian Hukum dan HAM."
PUTRI ADITYOWATI