Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Kinerja Menteri Yasonna dan Tedjo Buruk

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla dan menteri kabinet kerja saat berfoto bersama seusai rapat koordinasi tahap kelima dengan walikota seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jabar, 20 Februari 2015. ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla dan menteri kabinet kerja saat berfoto bersama seusai rapat koordinasi tahap kelima dengan walikota seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jabar, 20 Februari 2015. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Indonesia Agung Suprio menilai latar belakang para menteri tidak mempengaruhi kinerjanya. “Memang lebih banyak menteri yang kinerjanya tidak baik berasal dari partai, tapi latar belakang sebenarnya tidak mempengaruhi,” katanya saat dihubungi Senin 11 Mei 2015.

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Public Policy Institute ini mengatakan kinerja harus dilihat kasus perkasus. Ada banyak kinerja menteri berlatar partai yang kinerjanya buruk, seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Politik Hukum dan HAM Yasonna Laolly. Namun ada pula menteri yang kinerjanya bagus namun berasal dari partai, seperti Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Sebaliknya ada pula menteri berlatar profesional yang kinerjaya sangat bagus seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Sayangnya, ada pula pejabat yang berlatar profesional yang bekerja tidak profesional, seperti Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Walau begitu, Agung menilai seharusnya jabatan yang berkaitan dengan hukum seperti Mekumham dan Menkopolhukam serta Jaksa Agung lebih baik diisi bukan oleh partai. Ia mencontohkan kasus yang sempat terjadi seperti Kasus Budi Gunawan. Saat Jokowi memberikan kebijakan tentang kasus Budi Gunawan, ia terkesan tidak mendapat dukungan dari partai yang mendukungnya. “Nah, harusnya saat itu, menteri di bidang hukum bisa menengahi. Kalau dia dari partai, akan susah karena nanti terkesan bekerja untuk Koalisi Indonesia Hebat, bukan bekerja untuk Jokowi,” katanya.

Sebelumnya, Political Communication Institute membuat riset tentang komunikasi kinerja menteri di Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam riset itu mereka menyatakan media massa sering menuliskan kinerja positif dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan persentase sebanyak 10, 9persen. Menteri Susi dinilai positif karena dianggap sosok yang jujur dan tegas. “Kerja Menteri Susi yang paling dianggap berhasil adalah soal sanksi pencuri ikan dan penenggelaman kapal asing,” kata Heri Budianto, Direktur Political Commmunication Institute.

Posisi kedua dari versi media yang dinilai memberikan kinerja positif adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Menteri Anies mendapat persentase pemberitaan positif media sebanyak 5,3 persen. “Keputusannya soal penundaan kurikulum 2013 dan penghapusan Ujian Nasional sebagai satu satunya standar kelulusan dinilai positif oleh media,” kata Heri.

Lalu pada posisi ketiga, ada Menteri Ketenaga Kerjaan Hanif Dhakiri. Ia ditulis baik oleh media sebanyak 4,7 persen. Salah satu tindakan Menteri Hanif yang dinilai baik adalah dalam hal keberpihakan pada Tenaga Kerja Indonesia dan sanksi keras pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia nakal dan sertifikasi profesi.

Selanjutnya ada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang diberitakan secara positif sebanyak 3,1 persen. Jonan dianggap mumpuni dalam mengatur penerbangan dan menata bandara. Selanjutnya ada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Marwan Jafar yang dinilai sebanyak 2,1 persen. Ia dinilai positif karena fokus memperjuangkan dana desa dan pembangunan daerah tertinggal dan daerah perbatasan Indonesia.

Riset itu pula menyebutkan menteri yang kinerjanya buruk, seperti Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly yang dinilai paling banyak ditulis miring oleh media media nasional. “Dalam bingkai media, Menteri Yasonna itu medapatkan penilaian kinerja negatif selama enam bulan menjabat,” kata Heri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kebijakan Menteri Yasonna dalam menangani konflik Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan. “Kebijakan negatifnya adalah memberikan remisi pada koruptor,” kata Heri. Sebanyak 6,7 persen pemberitaan media yang menuliskan tentang kinerja buruk menteri Yasonna.

Posisi kedua menteri yang dinilai kinerjanya tidak memuaskan adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijanto. 6,3 persen pemberitaan media menuliskan kinerja negatifnya. “Pemberitaan kebijakannya tetang kontroversi soal kisruh KPK-Polri itu yang paling banyak,” kata Heri.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Agung Suprio mengakui kinerja buruknya Menteri Tedjo dalam kasus KPK Polri. Tedjo dinilai tidak bisa berkoordinasi dengan baik dalam menangani kasus itu. “Konflik KPK-Polri tidak akan gaduh seperti ini kalau sebelumnya dirapatkan terlebih dahulu oleh Menteri Tedjo,” katanya. Selain itu, pernyataan dari Menteri Tedjo yang menyatakan bahwa pihak yang mendukung KPK adalah rakyat dari kalangan tidak jelas pun menjadi kalimat yang dinilai kontroversial.

Di belakang Menteri Tedjo ada kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang dinilai tidak baik. Sebanyak 4,1 persen pemberitaan tentang Menteri Sudirman yang dianggap bersifat miring. Menteri Sudirman dianggap gagal melakukan pengendalian soal BBM dan mafia migas.

Lalu ada Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang dinilai tidak bisa menhubungkan dengan baik para menteri dengan Jokowi. Persentasi berita buruk yang diberikan kepada Andi adalah 3,1 persen. Kemudian ada Menteri BUMN Rini Sumarmo yang diberitakan buruk sebanyak 1,4 persen. Beberap kinerja Rini yang diangga[ negative adalah soal pergantian direksi BUMN dan soal rencana penjualan gedung BUMN.

Riset yang dilakukan Political Communication Institute disarikan dari 15 media massa nasional cetak, online maupun televisi. Sebanyak 32.047 berita antara Oktober 2014-April 2015 dengan periode riset antara 1-7 Mei 2015.

MITRA TARIGAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hotman Ungkap Ada Pihak yang Adu Domba Prabowo dan Jokowi

1 jam lalu

Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan (kanan) dan Anggota Tim Pembela Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hotman Paris Hutapea saat memberikan keterangan di konferensi pers pada jeda sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat pada Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Hotman Ungkap Ada Pihak yang Adu Domba Prabowo dan Jokowi

Pada pertemuan tim hukum Prabowo-Gibran hari ini di rumah dinasnya, Prabowo Subianto berpesan soal isu adu domba dia dengan Jokowi.


Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

1 jam lalu

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat ditemui usai menghadiri pertemuan Tim Hukum Nasional Prabowo-Gibran di kediaman Prabowo, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak Presiden Joko Widodo alias Jokowi beserta putranya, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, untuk bergabung dengan partai yang dia pimpin itu. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, menyampaikan ajakan tersebut usai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan kembali bahwa keduanya bukan lagi kader partai banteng.


Deputi Pencegahan Tak Setuju Bila Ada Screening Awal Calon Menteri di Era Prabowo Subianto oleh KPK

4 jam lalu

Wakil ketua KPK, Johanis Tanak (kanan) bersama Chairman Korean Chamber of Commerce, Lee Kang Hyun (dua kiri), Deputi bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan dan juru bicara KPK, Ali Fikri, memberikan keterangan kepada awak media seusai mengikuti Forum Group Discussion, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. TEMPO/Imam Sukamto
Deputi Pencegahan Tak Setuju Bila Ada Screening Awal Calon Menteri di Era Prabowo Subianto oleh KPK

Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan tidak setuju apabila ada screening awal terhadap calon menteri yang bakal menjabat di era Prabowo Subianto.


Kata Gibran Soal Status Dirinya dan Jokowi yang Dianggap Bukan Kader PDIP Lagi: Dipecat Juga Tidak Apa-apa

5 jam lalu

Postingan Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka di akun Instagramnya. FOTO/Instagram/gibran_rakabuming
Kata Gibran Soal Status Dirinya dan Jokowi yang Dianggap Bukan Kader PDIP Lagi: Dipecat Juga Tidak Apa-apa

Wali Kota Solo sekaligus wakil presiden (wapres) terpilih Gibran Rakabuming Raka tak mempermasalahkan jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menganggap Joko Widodo atau Jokowi dan dirinya saat ini bukan lagi bagian dari partai politik itu. Dia bahkan menyebut jika dipecat dari PDIP pun tidak apa-apa.


Kisah Jokowi Pernah Siapkan Ganjar Maju Pilpres 2024, Lantas Balik Badan

5 jam lalu

Presiden Jokowi bersama dengan capres dari PDIP Ganjar Pranowo pulang bersama-sama ke Solo menggunakan Pesawat Kepresidenan, Jumat, 21 April 2023. Sumber Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Kisah Jokowi Pernah Siapkan Ganjar Maju Pilpres 2024, Lantas Balik Badan

Ganjar Pranowo menerima hasil putusan MK yang menolak permohonan PHPU kubunya. Dulu, Jokowi pernah menyiapkannya maju capres di Pilpres 2024.


Jokowi Hormati Putusan MK: Tuduhan ke Pemerintah Tak Terbukti

7 jam lalu

Presiden Joko Widodo memberi pengarahan dalam acara Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu 17 April 2024. Indonesia telah dinyatakan secara aklamasi diterima sebagai Anggota Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrorism Financing (full membership). Keberhasilan tersebut diperoleh dalam FATF Plenary Meeting di Paris, Perancis yang dipimpin oleh Presiden FATF, MR. T. Raja Kumar pada Rabu, 25 Oktober 2023. TEMPO/Subekti.
Jokowi Hormati Putusan MK: Tuduhan ke Pemerintah Tak Terbukti

Usai putusan MK Jokowi mengatakan, pemerintah akan mendukung proses transisi dari pemerintah saat ini ke pemerintah yang akan datang.


Sampai di Sini Ganjar dan Mahfud Md, Lika-liku Keduanya dalam Kontestasi Pilpres 2024

8 jam lalu

Sampai di Sini Ganjar dan Mahfud Md, Lika-liku Keduanya dalam Kontestasi Pilpres 2024

Ganjar Pranowo menyebut perjalanannya bersama Mahfud MD di Pilpres 2024 telah berakhir usai putusan MK soal sengketa Pilpres 2024.


Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

8 jam lalu

Bandara Panua Pohuwato. Dok: Kemenhub
Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.


Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

8 jam lalu

Cover Majalah Tempo 29 Oktober 2023. FOTO/ilustrasi Majalah Tempo/Tempo Kendra Paramita
Majalah Tempo Pernah Ungkap Jokowi Cawe-Cawe dalam Pengusungan Gibran di Pilpres 2024

Majalah Tempo edisi akhir Oktober 2023 memaparkan sejumlah peran Jokowi cawe-cawe pengusungan putra sulungnya, Gibran sebagai cawapres Prabowo.


Putusan MK Sebut Presiden Tak Ikut Campur dalam Pilpres 2024, Tapi Jokowi Pernah Akui Cawe-Cawe

15 jam lalu

Prabowo dan Jokowi di restoran Seribu Rasa. Instagram/Prabowo
Putusan MK Sebut Presiden Tak Ikut Campur dalam Pilpres 2024, Tapi Jokowi Pernah Akui Cawe-Cawe

Putusan MK sebut Presiden Joko Widodo tak cawe-cawe dalam Pilpres 2024. Tapi, "Saya harus cawe-cawe," kata Jokowi Senin, 29 Mei 2023.