TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad menyatakan prosesi pemakaman untuk istri Burhan, Hery Listyawati, sudah disepakati akan dilaksanakan secepatnya. Kalau tidak Minggu, 10 Mei 2015, pemakaman Hery akan dilangsungkan pada Senin, 11 Mei 2015.
“Keluarga kemungkinan besar tidak akan menunggu Pak Burhan pulih benar agar tidak terlalu lama ditunda pemakaman untuk Bu Lilis (panggilan istri Burhan),” ujar kerabat keluarga Burhan yang mengkoordinasi persiapan pemakaman, Utami Purnamasasi, saat ditemui Tempo, Sabtu, 9 Mei 2015.
Burhan dan istrinya menjadi korban kecelakaan helikopter di wilayah Pakistan utara pada Jumat siang, 8 Mei 2015 waktu setempat. Burhan dikabarkan terluka parah dan istrinya, Lilis, meninggal dunia.
Menurut informasi terakhir yang diterima keluarga pada hari ini dari Prananta, sekretaris pribadi Burhan di Pakistan, kondisi Burhan cukup parah akibat luka bakarnya. Kondisi itu membuat Burhan belum bisa dipastikan segera pulang untuk menghadiri pemakaman istrinya.
“Pak Burhan memang sudah bisa diajak bicara sedikit-sedikit, tapi lirih sekali suaranya karena masih lemah. Kami tak bisa membahas pemakaman ini atau memaksanya segera pulang,” ujar Utami, yang didampingi adik kandung Burhan, Susilawati.
Susilawati menuturkan, karena Burhan belum dapat diajak berkomunikasi dengan maksimal, pihak keluarga berinisiatif mempersiapkan prosesi pemakaman yang dipusatkan di kompleks makam keluarga untuk Lilis di Tempat Pemakaman Umum Tegaldowo, Slarong, Kabupaten Bantul.
“Sudah digali dan disiapkan makamnya. Jadi, begitu datang, akan langsung dibawa ke sana, kecuali Pak Burhan sudah bisa diajak bicara dan menghendaki lokasi lain untuk pemakaman,” ujarnya.
Utami menambahkan, dia dan keluarganya belum mengetahui adanya kabar bahwa luka bakar yang diderita Burhan mencapai 75 persen dan kondisinya tengah kritis.
Jenazah Lilis diperkirakan sampai di Indonesia dalam penerbangan 18 jam dari Islamabad. “Dalam Islam, tidak boleh menunda-nunda lama pemakaman. Kami ambil langkah antisipatif dengan menyiapkan lokasi makam,” ujar Utami.
Siang ini, rumah keluarga Burhan di Jalan KH Agus Salim 57, Notoprajan, Ngampilan, sudah banyak dihiasi karangan bunga berisi ungkapan dukacita. Di antaranya karangan bunga kiriman budayawan kelompok Kyai Kanjeng, Emha Ainun Nadjib; kelompok musik Letto; Universitas Gadjah Mada; serta Bank Indonesia.
Burhan dan Lilis memiliki dua anak remaja bernama Fitra Amrullah, mahasiswa Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta, dan Yoga Sulistyo Burhan, yang baru saja lulus sekolah menengah atas di Pakistan.
PRIBADI WICAKSONO