TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad di Kota Yogyakarta berharap pemerintah bisa lebih cepat mengurus kepulangan jenazah istri Burhan, Heri Listyawati, yang dikabarkan meninggal akibat kecelakaan helikopter kemarin.
Sebelumnya, pada Jumat, 8 Mei 2015 keluarga mendapat informasi jika jenazah Lilis, istri Burhan, kemungkinan besar baru tiba di Yogyakarta sekitar dua hingga tiga hari lagi atau sekitar tanggal 10-11 Mei 2015.
"Kami belum bisa gelar doa bersama sebelum jenazah dipulangkan," ujar adik kandung Lilis, Sigit Heri Setia Budi, kala ditemui Tempo di kediaman Burhan di Jalan Kyai Haji Agus Salim Nomor 57 Notoprajan, Yogyakarta, Jumat petang, 8 Mei 2015. "Doa sendiri-sendiri dulu," Sigit menambahkan.
Dalam kecelakaan yang belum diketahui pasti penyebabnya itu, Burhan mengalami luka-luka.
Pihak keluarga tak mengetahui seberapa parah luka Burhan. Sebab keluarga belum mendapatkan informasi akibat anak maupun kerabat Burhan di Pakistan belum bisa dihubungi.
"Kami pun tak tahu apa Pak Burhan nanti bisa ikut mendampingi pemakaman istrinya. Tak ada informasi apa pun tentang seberapa parah lukanya, apa bisa pulang lebih cepat," ujar Sigit.
Sigit hanya menerima informasi bahwa Burhan dirawat di sebuah rumah sakit Pakistan yang berjarak 30 kilometer dari tempat kejadian kecelakaan. "Kabar Burhan dirawat pun saya cari sendiri dari Internet, " ujar dia.
Karena Burhan dikabarkan masih hidup, segala urusan waktu dan tempat pemakaman istrinya diserahkan keluarga kepada Burhan. "Semua keputusan lokasi dan waktu pemakaman menunggu informasi Pak Burhan. Sampai kapan kami enggak tahu," ujarnya.
Masih belum pastinya kabar kepulangan Burhan dan jenazah istrinya membuat keluarga tak bisa berbuat banyak. Penantian seperti ini membuat keluarga resah. "Sementara kami hanya menerima belasungkawa kerabat dan tetangga sambil menunggu jenazah dipulangkan," ujarnya.
Pantauan Tempo, di rumah besar Burhan yang bergaya etnik Jawa dengan dominasi kayu dan ukiran itu, keluarga belum mempersiapkan acara penyambutan jenazah ataupun doa bersama. Seluruh perabotan masih tertata seperti semula. Tak ada tenda bagi pelayat.
Hanya ada sebuah karangan bunga ucapan belasungkawa dari kepala Badan Narkotika Nasional Anang Iskandar di depan rumah yang tak jauh dari komplek pusat konvensi Kauman itu.
PRIBADI WICAKSONO