Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Longsor, Star Energy Diminta Pindahkan Pipa  

image-gnews
Warga melihat pipa gas panas bumi milik PT Geothermal Star Energy yang terkena longsor di Pangalengan, Kabupaten Bandung, 7 Mei 2015. Hujan lebat terus menerus sejak tanggal 2 Mei sampai 4 Mei 2015 diduga menjadi penyebab longsor. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Warga melihat pipa gas panas bumi milik PT Geothermal Star Energy yang terkena longsor di Pangalengan, Kabupaten Bandung, 7 Mei 2015. Hujan lebat terus menerus sejak tanggal 2 Mei sampai 4 Mei 2015 diduga menjadi penyebab longsor. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO , Bandung:Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Bencana Geologi, Badan Geologi, Gede Suantika mengatakan, salah satu rekomendasi lembaganya meminta PT Star Energy untuk memindahkan jalur pipa saluran panas bumi yang pecah diterjang longsor Pangalengan, Kabupaten Bandung. “Pipa geothermal di lokasi bencana sebaiknya dipindahkan jalurnya, kalau pun terpaksa (di sana) harus dilakukan penguatan lereng,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 8 Mei 2015.

Menurut Gede, pemindahan pipa saluran panas bumi untuk pembangkit geothermal memang bukan perkara mudah karena harus memperhitungkan tekanan uap bumi untuk memutar pembangkit. Dengan pertimbangan itu, jika Star Energy terpaksa mempertahankan jalur pipanya di lokasi bencana, diminta memeriksa lereng yang longsor. “Memang banyak yang harus dipertimbangkan,” kata dia.

Gede mencontohkan, potensi longsor masih mengancam di lokasi bencana dengan temuan masih dijumpai retakan di bukit, justru di atas mahkota longsor. “Hasil pemantauan sementara di atas masih dijumpai rekahan, di atas mahkota longsor. Artinya belum semua material turun. Dan dengan masa tanah yang terpindahkan terlalu banyak, membuat tanah di atasnya tidak stabil,” kata dia.

Menurut Gede, Star Energy juga diminta memeriksa jalur pipanya yang lain dan mengantisipasinya agar tidak putus ditabrak longsor. “Sebaiknya dilakukan pemetaan jalur-jalur mana yang rawan longsor, dihitung kestabilan lerengnya. Bila ditemukan lereng yang tidak stabil, segera lakukan penguatan lereng,” kata dia.

Gede mengingatkan, pengelola pembangkit panas bumi lainnya agar memeriksa juga pipanya masing-masing berkaca pada kejadian putusnya pipa akibat ditabrak longsor. “Ada potensi rawan juga karena mereka naruh pipanya di gunung-gunugn. jadi pasti ada jalur-jalur yang melewati daerah lereng, curam, dan terjal. Daerah rawan ini perlu diperhatikan sebaik-baiknya,” kata dia.

Menurut Gede, masing-masing pengelola pembangkit geothermal diyakininya rutin memeriksa jalur pipa saluran upa panas buminya masing-masing . “Mereka sudha punya SOP (Standar Operating Procedur) sendiri,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan, penempatan pipa saluran panas bumi harus berada di jalur yang aman. “Kejadian seperti ini pernah terjadi di Gunung Salak awal tahun 2000, patah juga itu pipa,” kata dia di Bandung, Rabu, 6 Mei 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Surono, potensi panas bumi di Indonesia berkisar 29 Giga Watt elektrik, tapi yang baru dikelola sekitar 1,4 Giga Watt. “Mayoritas panas bumi itu memang origin vulkanik, pemanasnya gunung api. Memang daerah gunugn api tidak ada yang stabil. Pandai-pandai saja insinyurnya untuk memasang pipa di daerah yang stabil,” kata dia.

Surona mengatakan, dengan menempatkan pipa saluran panas bumi di lokasi yang stabil, meminimalisir ancaman longsor. “Potensinya panas buminya tinggi, tapi daerahnya labil,” kata dia. “Satu cara yang bisa dilakukan (mengantisipasinya) dengan menggunakan, misalnya ‘retening wall’ (penguatan lereng), untuk menjaga daerah itu,” kata dia.

AHMAD FIKRI

VIDEO TERKAIT:

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Video: Selamat, Yuni Sedih Lihat Ibu & Adiknya Terkubur

13 Mei 2015

Nurhayati, bocah yang kehilangan anggota keluarganya, saat longsor melanda Pengalengan, Bandung. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Video: Selamat, Yuni Sedih Lihat Ibu & Adiknya Terkubur

Dengar gemuruh, Yuni, 10 tahun, lari dari rumah. Tapi, ibunya


kembali ke rumah untuk ambil adiknya yang sakit. Lalu....


Korban Ke-7 Longsor Pangalengan Ditemukan

12 Mei 2015

Tim gabungan pencari korban longsor dibantu alat berat, masih mencari korban yang terkubur di Kampung Cibitung, Margamukti, Pangalengan,  Bandung, 11 Mei 2015. TEMPO/Prima Mulia
Korban Ke-7 Longsor Pangalengan Ditemukan

Pada hari pertama perpanjangan status tanggap darurat bencana tanah longsor Pangalengan, tim gabungan evakuasi menemukan satu korban tewas.


LBH Desak Polisi Usut Tuntas Longsor Pangalengan

12 Mei 2015

Tim gabungan pencari korban longsor dibantu alat berat, masih mencari korban yang terkubur di Kampung Cibitung, Margamukti, Pangalengan,  Bandung, 11 Mei 2015. TEMPO/Prima Mulia
LBH Desak Polisi Usut Tuntas Longsor Pangalengan

Longsor di Pangalengan termasuk kejahatan korporat.


Keluarga Korban Longsor Pangalengan Mulai Pasrah  

11 Mei 2015

Petugas penyelamat mengerahkan alat berat untuk mencari korban yang tertimbun material longsor di Kampung Cibitung, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Mei 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
Keluarga Korban Longsor Pangalengan Mulai Pasrah  

Wanwan pasrah akan nasib pamannya yang belum ditemukan.


VIDEO: Pipa Gas Bermasalah, Longsor Hantam Pipa Lain, Buum  

11 Mei 2015

Pipa PT Star Energy di longsoran Pengalengan, Bandung. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
VIDEO: Pipa Gas Bermasalah, Longsor Hantam Pipa Lain, Buum  

Hasil pemeriksaan awal, kata Kapolres Bandung, AKBP Erwin
Kurniawan, PT Star Energy mengakui beberapa pipa bermasalah
karena pergeseran tanah.


Longsoran di Pangalengan Seperti Roll ke Bawah

11 Mei 2015

Longsor di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Longsoran di Pangalengan Seperti Roll ke Bawah

Kontur tanah berkarakter landai. Bentangan longsoran kampung Cibitung seluas 2 kali lapangan sepak bola.


Begini Polwan Cantik Ini Hibur Korban Longsor Pangalengan  

10 Mei 2015

Polwan cantik dari Polres Bandung lakukan trauma healing kepada korban longsor Pengalengan. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
Begini Polwan Cantik Ini Hibur Korban Longsor Pangalengan  

Polwan cantik dari Kepolisian Resor Bandung melakukan trauma

healing kepada belasan anak-anak yang menjadi korban longsor

Pangalengan, Bandung.


Satu Lagi Korban Tewas Longsor Pangalengan Ditemukan

9 Mei 2015

Petugas penyelamat mengerahkan alat berat untuk mencari korban yang tertimbun material longsor di Kampung Cibitung, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 8 Mei 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan
Satu Lagi Korban Tewas Longsor Pangalengan Ditemukan

Tim gabungan evakuasi longsor Pangalengan kembali menemukan









satu korban tewas berjenis kelamin wanita.


VIDEO: Saat Longsor Hantam Pipa Gas, Meledak, Lalu...

9 Mei 2015

Longsor di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. TEMPO/Dicky Zulfikar Nawazaki
VIDEO: Saat Longsor Hantam Pipa Gas, Meledak, Lalu...

Kepala Harian BNPD Kabupaten Bandung Marlan mengatakan, longsoran tersebut menghantam pipa panas bumi.


Takut Longsor Lagi, Warga Pangalengan Akan Direlokasi

8 Mei 2015

Kondisi pipa gas panas bumi yang meledak setelah terkena longsor di Pangalengan, Kabupaten Bandung, 7 Mei 2015. Uap pada pipa yang terputus tersebut mengakibatkan ledakan sehingga power plant Star Energy saat ini dalam keadaan berhenti beroperasi. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Takut Longsor Lagi, Warga Pangalengan Akan Direlokasi

PVBG merekomendasikan warga Pangalengan direlokasi ke tempat aman.