TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul memberi porsi anggaran lebih besar pada pos perbaikan infrastruktur jalan, terutama ruas-ruas jalan pedesaan, untuk menghadapi Lebaran tahun ini.
"Porsi anggarannya 60 persen, sehingga pemudik dan warga nyaman melintas terutama di jalur desa wisata," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul Eddy Praptono kepada Tempo, Jumat, 8 Mei 2015.
Eddy menuturkan perubahan porsi anggaran itu ditetapkan setelah jalur-jalur protokol di Gunungkidul dinilai sudah memadai. Kondisi jalan utama yang menghubungkan Gunungkidul dengan kabupaten lain, seperti Bantul di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Klaten dan Wonogiri di Jawa Tengah, lebih baik ketimbang jalan desa.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul Djoko Lelono mengatakan fokus perbaikan jalan menyasar pedesaan karena, berdasarkan pendataan, dari total 680 kilometer jalan di Gunungkidul, kondisi 15 persen atau sepanjang 104 kilometer jalan dikategorikan rusak berat dan 68 kilometer rusak sedang. "Kebanyakan akses dari protokol utama menuju desa," ujarnya.
Djoko menuturkan pihaknya akan mengebut pengerjaan sesuai dengan kemampuan anggaran mulai dari titik terparah. Sebab, dari total dana anggaran yang diusulkan Rp 18 miliar tahun ini, hanya separuhnya yang dikabulkan demi efisiensi. "Dengan sisa anggaran Rp 9 miliar, kami berfokus ke ruas yang jadi prioritas dulu," tuturnya.
Djoko menargetkan minimal bisa memperbaiki sekitar 10 kilometer jalur terparah. "Untuk Lebaran ini kami kejar bisa separuh lebih selesai dari target itu," ucapnya.
Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Gunungkidul Bayu Aji mengatakan, untuk menghadapi Lebaran, pihaknya mungkin akan mempercepat pemberlakuan larangan melintas bagi truk bermuatan berat di jalan Gunungkidul. "Tak harus berpatokan H-7 Lebaran jika memang ada permintaan, demi penyelesaian pengerjaan jalan," katanya.
PRIBADI WICAKSONO