TEMPO.CO, Serang - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), diploma, dan universitas meningkat pada periode Februari 2014-Februari 2015. Penganggur paling banyak adalah lulusan SMK, diikuti di posisi kedua lulusan diploma, dan lulusan universitas di urutan ketiga.
Berdasarkan data BPS, jumlah penganggur berdasarkan tingkat pendidikan pada Februari 2015, untuk lulusan SMK, sebanyak 10,70 persen. Jumlah tersebut meningkat dibanding data Februari 2014, yaitu 6,97 persen. Diploma I, II, dan III meningkat dari 2,33 persen menjadi 4,14 persen. Sementara itu, lulusan universitas meningkat dari 1,66 persen menjadi 3,90 persen.
“TPT pada semua tingkat pendidikan mengalami penurunan kecuali pada tingkat pendidikan SMK, diploma, dan universitas,” kata Kepala BPS Banten Syech Suhaimi, Kamis, 7 Mei 2015.
Menurut dia, penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah sebanyak 1.810.000 orang atau 34,76 persen dan SMA sebanyak 1.057.000 orang 20,30 persen. Adapun penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 841 ribu orang mencakup 185 ribu orang atau 3,55 persen berpendidikan diploma dan sebanyak 656 orang atau 12,60 persen berpendidikan universitas.
Suhaimi mengatakan, secara keseluruhan, TPT di Provinsi Banten pada Februari 2015 cenderung menurun dibanding pada Februari 2014. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 mencapai 5.697.000 orang, bertambah sebesar 218 ribu orang dibanding jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 yang sebesar 5.479.000 orang.
Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2015 sebesar 5.208.000 orang, bertambah 270 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2014. “Pada periode yang sama juga tercatat penurunan jumlah pengangguran terbuka sebesar 52 ribu orang. Dengan kata lain, TPT turun dari 9,87 persen menjadi 8,58 persen," kata dia.
Plt Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kesempatan kerja, pihaknya meminta seluruh instansi yang membidangi ketenagakerjaan di kabupaten/kota se-Banten terus membangun sinergi dengan seluruh stakeholder dalam upaya perluasan kesempatan kerja. Dengan demikian, angka pengangguran di Banten dapat ditekan semaksimal mungkin dengan mengoptimalkan potensi pencari kerja yang ada.
“Sehingga, para pencari kerja mendapat pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan perusahaan memperoleh tenaga yang profesional, berkualitas, dan siap pakai sesuai kebutuhan perusahaan,” kata dia.
WASI’UL ULUM