Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lulusan SMK di Banten Banyak Jadi Penganggur

image-gnews
Pencari kerja ikuti bursa kerja (job fair) di Kemayoran, Jakarta, 6 September 2014. Job fair tersebut sebagai langkah mengurangi angka pengangguran yang menurut BPS sebesar 7,39 juta dari total angkatan bekerja 118,19 juta. ANTARA/Andika Wahyu
Pencari kerja ikuti bursa kerja (job fair) di Kemayoran, Jakarta, 6 September 2014. Job fair tersebut sebagai langkah mengurangi angka pengangguran yang menurut BPS sebesar 7,39 juta dari total angkatan bekerja 118,19 juta. ANTARA/Andika Wahyu
Iklan

TEMPO.COSerang - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), diploma, dan universitas meningkat pada periode Februari 2014-Februari 2015. Penganggur paling banyak adalah lulusan SMK, diikuti di posisi kedua lulusan diploma, dan lulusan universitas di urutan ketiga.

Berdasarkan data BPS, jumlah penganggur berdasarkan tingkat pendidikan pada Februari 2015, untuk lulusan SMK, sebanyak 10,70 persen. Jumlah tersebut meningkat dibanding data Februari 2014, yaitu 6,97 persen. Diploma I, II, dan III meningkat dari 2,33 persen menjadi 4,14 persen. Sementara itu, lulusan universitas meningkat dari 1,66 persen menjadi 3,90 persen.

“TPT pada semua tingkat pendidikan mengalami penurunan kecuali pada tingkat pendidikan SMK, diploma, dan universitas,” kata Kepala BPS Banten Syech Suhaimi, Kamis, 7 Mei 2015.

Menurut dia, penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah sebanyak 1.810.000 orang atau 34,76 persen dan SMA sebanyak 1.057.000 orang 20,30 persen. Adapun penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 841 ribu orang mencakup 185 ribu orang atau 3,55 persen berpendidikan diploma dan sebanyak 656 orang atau 12,60 persen berpendidikan universitas.

Suhaimi mengatakan, secara keseluruhan, TPT di Provinsi Banten pada Februari 2015 cenderung menurun dibanding pada Februari 2014. Jumlah angkatan kerja pada Februari 2015 mencapai 5.697.000 orang, bertambah sebesar 218 ribu orang dibanding jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 yang sebesar 5.479.000 orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2015 sebesar 5.208.000 orang, bertambah 270 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2014. “Pada periode yang sama juga tercatat penurunan jumlah pengangguran terbuka sebesar 52 ribu orang. Dengan kata lain, TPT turun dari 9,87 persen menjadi 8,58 persen," kata dia.

Plt Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kesempatan kerja, pihaknya meminta seluruh instansi yang membidangi ketenagakerjaan di kabupaten/kota se-Banten terus membangun sinergi dengan seluruh stakeholder dalam upaya perluasan kesempatan kerja. Dengan demikian, angka pengangguran di Banten dapat ditekan semaksimal mungkin dengan mengoptimalkan potensi pencari kerja yang ada.

“Sehingga, para pencari kerja mendapat pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan perusahaan memperoleh tenaga yang profesional, berkualitas, dan siap pakai sesuai kebutuhan perusahaan,” kata dia.

WASI’UL ULUM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

9 hari lalu

Sekelompok pria pengangguran membakar kardus ketika mereka berusaha menghangatkan diri ketika fajar di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Orang-orang itu mengatakan mereka akan dengan senang hati bekerja hanya dengan 5 syikal sehari (sekitar 1,35 Dolar AS) tetapi tidak ada pekerjaan. Pada Oktober 2018, Bank Dunia mengatakan, 54 persen tenaga kerja Gaza menganggur, termasuk 70 persen pemuda. REUTERS/Dylan Martinez
Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.


2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

29 hari lalu

Ilustrasi bekerja di era digital. Foto: Freepik
2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.


Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

31 hari lalu

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di sebelah uang rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.


Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

33 hari lalu

Sebuah sepeda digambarkan di tempat kejadian saat penyelidikan sedang berlangsung sehari setelah terjadinya aksi penembakan massal di bagian Kingsessing di barat daya Philadelphia, Pennsylvania, AS, 4 Juli 2023. REUTERS/Bastiaan Slabbers
Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?


Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

42 hari lalu

Sejumlah remaja antre untuk diperiksa kesehatan saat vaksin di Heihe, Cina, 3 Agustus 2021. Cina melaporkan 55 kasus baru Covid-19 yang ditransmisikan secara lokal pada 2 Agustus 2021. Virus Corona menyebar cepat seiring merebaknya varian Delta di lebih dari 20 kota dan 12 provinsi. China Daily via REUTERS
Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.


Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

50 hari lalu

Orang-orang menunggu di pusat penampungan pengungsi dari Ukraina di bekas bandara Tegel di Berlin, Jerman, 17 Mei 2023. REUTERS/Michele Tantussi
Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.


Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

56 hari lalu

Pengungsi Somalia menyiapkan makanan bersama anak-anaknya untuk buka puasa Ramadhan di Hodan, Mogadishu, Somalia. REUTERS/Feisal Omar
Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.


Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

59 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyapa warga masyarakat saat kampanye  di Monumen Bandung Lautan Api di Bandung, Jawa Barat, 28 Januari 2024. Ribuan orang warga pendukung dan simpatisan memadati kampanye calon Presiden Anies Baswedan yang hadir didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Jususf Kalla. TEMPO/Prima mulia
Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.


Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.


Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan saat bersalaman dengan para pendukung di Masjid Agung Kota Batam, Provinsi Kepri, Jumat, 19 Januari 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.