TEMPO.CO, Yogyakarta - Enam orang putra Sultan Hamengku Buwono IX yang tinggal di Jakarta akan bertemu dengan Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Kamis, 7 Mei 2015 sore ini.
Mereka adalah Gusti Bendara Pangeran Harya Pakuningrat, GBPH Cakraningrat, GBPH Suryodiningrat, GBPH Suryo Mataram, GBPH Hadinegoro, dan GBPH Suryonegoro. Mereka merupakan putra KRA Ciptamurti, satu dari lima istri Hamengku Buwono IX.
“Semoga iman dan Islam tetap dipegang,” kata GBPH Yudhaningrat, adik tiri Sultan yang tinggal di Yogyakarta, berpesan pada keenam orang itu dan menanggapi pertemuan sore ini.
Yudhaningrat, yang menolak Sabda Raja, tak menjelaskan detil dari pesan itu. Namun dia mengatakan pemanggilan itu dilakukan karena Sultan ingin menjelaskan secara langsung pada enam saudara tirinya di Jakarta tentang Sabda Raja dan Dawuh Raja yang dibuatnya dalam dua pekan terakhir. Ia hanya berharap dinasti dan tradisi Keraton Yogyakarta bisa berlanjut dengan baik.
Sebelum menghadap Sultan, para adik tiri ini mengadakan pertemuan sejak tadi pagi. Pertemuan itu hingga kini masih berlangsung di Ndalem Yudanegara Yogyakarta. Selain enam orang kerabat dari Jakarta, GBPH Yudhaningrat, dan GBPH Prabukusumo yang tinggal di Yogyakarta, adik kandung Sultan, Kanjeng Gusti Pangeran Harya Hadiwinoto, juga dijadwalkan hadir dalam pertemuan ini.
“Ini semua dari adik-adik Sultan Hamengku Buwono X,” kata Yudhaningrat menjelaskan kerabat yang hadir dalam pertemuan ini. “Tapi bukan yang Bawono ya,” ucapnya menyindir.
Dalam Sabda Raja pada Kamis pekan kemarin, Sultan Hamengku Buwono X mengganti namanya dari Buwono menjadi Bawono. Ia juga menghilangkan kata khalifatullah dalam gelarnya.
GBPH Suryodiningrat mengatakan pertemuan pagi ini untuk menampung aspirasi masyarakat tentang polemik yang berkembang di Keraton Yogyakarta. “Bukan untuk mempengaruhi massa, itu yang utama,” katanya.
Aspirasi masyarakat ini, ujarnya, akan menjadi masukan bagi mereka sebelum bertemu dengan Sultan Hamengku Buwono X Kamis sore. Rencananya pertemuan itu akan berlangsung di Keraton pukul 16.30 WIB.
Ia mengatakan belum bisa menyampaikan sikap dari kerabat di Jakarta tentang Sabda Raja dan Dawuh Raja. Dalam dua peristiwa itu mereka tak hadir secara langsung, sehingga ingin mendengarkan sendiri penjelasannya dari Sultan. “Semoga bisa mencari solusi yang baik,” katanya.
ANANG ZAKARIA