TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr Surono mengatakan, lembaganya sempat memeriksa lokasi longsor atas permintaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung pada 2 Mei 2015. “Sudah ada retakan yang menunjukkan mahkota longsor dengan panjang 150 meter, lebar 253 meter, dengan rongga retakan antara 20-30 centimeter,” kata dia di kantornya di Bandung, Rabu, 6 Mei 2015.
Menurut Surono, indikasi gerakan tanah itu sudah diketahui sejak Maret 2015. Lalu BPBD Kabupaten Bandung mengirim permintaan resmi pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, pada 15 April 2015 untuk memeriksanya. Baru pada 2 Mei 2015, tim PVMBG bersama BPBD Kabupaten Bandung dan perwakilan pengelola pembangkit listrik panas bumi Star Energy memeriksa lokasi.
Surono mengatakan, indikasi gerakan tanah itu sudah diketahui sejak Maret 2015. Lalu BPBD Kabupaten Bandung mengirim permintaan resmi pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, pada 15 April 2015 untuk memeriksanya. Baru pada 2 Mei 2015, tim PVMBG bersama BPBD Kabupaten Bandung dan perwakilan pengelola pembangkit listrik panas bumi Star Energy memeriksa lokasi.
Menurut Surono, tipikal gerakan tanahnya saat itu jenis lambat, istilahnya rayapan atau nendatan, dan terus membesar. Retakan itu berada di bukit di atas permukiman warga. Jarak permukiman penduduk dari mahkota longsor berjarak 200 meter. “Longsor 5 Mei 2015 itu kelanjutan gerakan tanah itu,” kata dia.
AHMAD FIKRI
Baca Juga: