TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras disertai angin kencang, menyebabkan terjadinya longsor di sejumlah titik di Desa Pangi, Kecamatan Latimojong, Rabu, 6 Mei 2015. Longsor mengakibatkan satu rumah milik warga rusak serta memutus jalur transportasi warga di desa itu.
Kepala Desa Pangi, Mukhtar, mengatakan material tanah yang terbawa longsor, menutupi badan jalan. Akibatnya, warga tidak bisa melakukan aktivitas di luar Desa Pangi. Selain Desa Pangi, masih ada delapan desa lainnya yang ikut terisolasi.
“Desa kami terletak di pegunungan sehingga ketika terjadi hujan deras, memang berpotensi terjadi longsor. Peristiwa ini sudah kami laporkan secara resmi ke Dinas Sosial, tapi kami justru diarahkan menemui langsung Bupati dulu, baru kemudian dilakukan tindakan,” kata Mukhtar.
Untuk bisa memindahkan material tanah yang terbawa longsor, menurut Mukhtar, harus dilakukan menggunakan alat berat ekskavator, karena jumlah titik longsor yang cukup banyak.
“Sebagian sudah kami pindahkan dengan mengerahkan warga untuk bergotong-royong, tapi tidak mungkin bisa selesai jika hanya dikerjakan secara manual,” ujarnya.
Desa-desa yang ikut terisolasi di antaranya Desa Mallegang, Desa Tabang, Desa lange, Desa Andulan, dan Desa Kanna. Jumlah penduduk yang ada di enam desa itu mencapai ribuan orang.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Luwu Hasan Tamal membenarkan sudah menerima surat pemberitahuan dari Kepala Desa Pangi, terkait dengan musibah tanah longsor yang terjadi di desa tersebut.
Namun, menurut Hasan, pihaknya menunggu perintah dari pimpinannya. “Kami tidak bisa langsung bertindak begitu saja, harus melalui prosedur dan menunggu perintah dari Kepala Dinas, seperti apa tindakan yang akan kami lakukan,” kata Hasan Tamal, saat ditemui Rabu, 6 Mei 2015.
Apalagi, Hasan menyebutkan, stok logistik untuk bantuan bencana di gudang logistik sudah berkurang. Yang tersisa hanya ikan sarden, mi instan, dan pakaian.
HASWADI