TEMPO.CO, Madiun - Sebanyak 477 guru dan pegawai sekolah swasta di Kota Madiun, Jawa Timur, menerima bantuan uang transportasi dari pemerintah daerah setempat.
“Fokus pemberian bantuan ini adalah mereka yang tergabung dalam Persatuan Guru dan Pegawai Sekolah Swasta. Bisa yang telah lulus sertifikasi atau tidak,’’ kata Kepala Sub-Bagian Keuangan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kota Madiun Yayoek Koendariyati dalam pencairan bantuan itu di aula kantornya, Selasa, 5 Mei 2015.
Sebagian penerima tunjangan itu telah lolos sertifikasi dan berhak mengantongi tunjangan profesi pendidik. Masing-masing guru dan pegawai sekolah swasta mendapatkan uang transportasi Rp 450 ribu untuk Januari hingga Maret. Selama triwulan I 2015 itu, total dana transportasi Rp 214,65 juta bersumber dari APBD 2015 Kota Madiun.
Dana dari APBD yang dianggarkan untuk bantuan selama setahun sebesar Rp 883,8 juta. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya lantaran jatah setiap guru dan pegawai sekolah swasta ditambah Rp 100 ribu per bulan. “Sekarang ada tambahan,” kata Yayoek kepada Tempo. Salah satu pertimbangan penambahan ini adalah adanya kenaikan harga kebutuhan pokok.
Program bantuan uang transportasi itu sudah ada sejak 2010. Tujuannya, meningkatkan kesejahteraan para guru dan pegawai sekolah swasta. "Mereka berperan penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Setiap penerima juga mendapatkan surat keputusan dari Wali Kota.”
Kartoyo, salah satu guru penerima bantuan uang transportasi, menyatakan senang dengan adanya program itu. Dia berharap Pemerintah Kota terus menambah jumlah bantuan itu dari tahun ke tahun. "Kalau bisa seperti itu bagus, karena harga BBM (bahan bakar minyak) juga tidak stabil,’’ ujar guru Sekolah Menengah Pertama Taman Bhakti itu setelah menerima bantuan.
Sebelum menerima jatah bantuan uang, Kartoyo bersama sejumlah guru dan pegawai sekolah swasta harus antre di depan meja petugas pembagi uang. Mereka berasal dari sejumlah sekolah, yakni jenjang taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah menengah kejuruan.
NOFIKA DIAN NUGROHO