TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla membantah dirinya berbeda pendapat dengan Presiden Joko Widodo terkait ketegangan antara Polri dengan Komisi Pemberantasan Korupsi pascapenangkapan penyidik Novel Baswedan.
"Apanya yang berbeda? Presiden bilang transparan, saya juga bilang transparan," katanya di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Senin 4 Mei 2015.
Jusuf Kalla menegaskan dirinya tidak dalam posisi mendukung salah satu pihak, baik Polri maupun KPK, dalam masalah itu. (baca: Novel Ditahan, Kalla: Ini Bukan Kriminalisasi
Menurut Jusuf Kalla, apa yang dilakukan, hanya berharap proses hukum yang diambil keduanya harus berjalan secara transparan dan terbuka, tidak boleh ada yang ditutup-tutupi dan merasa dikriminalisasi. (baca: JK Anggap Kasus Novel Hal Biasa)
"Saya tidak cenderung ke siapa pun, hanya memang harus lebih terbuka dan lebih adil. Tidak berbeda, Pak Jokowi juga meminta begitu. Coba saja tanya, (Presiden) minta transparan, minta adil, kan sama. Cuma anda salah dengar saja mungkin," kata Jusuf Kalla. .(baca: Pimpinan KPK Ancam Mundur, JK Angkat Bicara)
Terkait penangkapan dan penahanan penyidik KPK Novel Baswedan akhir pekan lalu, Presiden Jokowi mengeluarkan tiga pernyataan yang salah satunya meminta Polri untuk tidak menahan Novel.(baca: Jokowi Minta Novel Baswedan KPK Tak Ditahan)
Ketiga perintah yang disampaikan Presiden kepada Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti terkait penangkapan Novel Baswedan yaitu bahwa Novel Baswedan supaya tidak ditahan, kedua supaya ada transparansi proses hukum."Ya semua harus bersinergi, baik KPK, Polri dan Kejaksaan dalam memberantas korupsi. Semuanya sudah saya perintahkan mengenai hal itu," kata Presiden Jokowi.
ANTARA