TEMPO.CO, Jakarta - Para pelayat menghadiri misa requiem di depan jenazah Chris Siner Key Timu pada Senin 4 Mei 2015 pukul 21.00 WIB. Acara diadakan di Margasiswa, kantor sekretariat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Salah satu tokoh Petisi 50 itu tutup usia pada umur 75 tahun di Rumah Sakit Saint Carolus, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Chris menjalani operasi kanker yang sudah mencapai stadium 4. "Operasi selesai, kesehatannya menurun," ujar Presidium Gerakan Kemasyarakatan PP PMKRI, Angelo Wake Kako pada Tempo, Senin 4 Mei 2015.
Chris wafat pada Senin, 4 Mei pukul 15.20 WIB. Pria yang lahir pada 12 September 1939 ini merasakan pergolakan politik di masa orde lama, orde baru dan era reformasi. Ia pernah menjadi seorang guru di Flores yang antara lain mengajar mata pelajaran Cvic.
Pernah menjadi pendiri partai sebelum akhirnya kuliah di Malang pada tahun 1959. Di organisasi kemahasiswaan, dia menjabat Ketua PMKRI Bandung tahun 1968 – 1969 dan pimpinan PMKRI Pusat selama dua periode1971 – 1977 .
Pada tahun 1980, bersama Mohammad Natsir, Ali Sadikin, Kasman Singodimedjo, Hoegeng Imam Santoso dan sejumlah tokoh idealis lainnya, Chris mendirikan Petisi 50. Kelompok ini dengan berani menyoroti keboborkan rezim Presiden Soeharto. Oleh pemerintah, anggota kelompok ini dikucilkan, hak-hak politiknya dirampas, termasuk hak-hak untuk berusaha atau berbisnis.
Anggota Petisi 50 berasal dari berbagai latar belakang profesi. Ada pensiunan jenderal TNI dan Polri, mantan tokoh Masyumi, PNI, aktivis mahasiswa dan lainnya. Banyak diantara tokoh-tokoh terhormat itu telah wafat. Kini giliran Chris Siner Key Timu.
AISHA SHAIDRA