TEMPO.CO, Semarang - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) membangun Kampung Tambaklorok di Kelurahan Tanjung Emas, Kecamatan Semarang Utara, Jawa Tengah, menjadi kampung berbasis maritim. Tambaklorok merupakan kampung nelayan di Kota Semarang yang selama ini dikenal kumuh.
“Di kampung itu sudah ada embrio sebagai kampung bahari. Ini berkaitan dengan daerah kawasan kampung nelayan untuk dikembangkan terkait pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas,” kata Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang, M. Farchan, Minggu, 3 Mei 2015.
Menurut Farchan, program pengembangan kampung bahari itu murni dibiayai oleh pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla atau pusat dengan total anggaran mencapai Rp 300 miliar yang dibangun secara bertahap atau multiyear.
Pengembangan kampung maritim di Tambaklorok adalah untuk mengimbangi pertumbuhan pembangunan yang efeknya akan berdampak pada nelayan. “Mau tak mau Tambaklorok mengalami degradasi kearifan lokal dan nelayannya,” kata Farchan menambahkan.
Program pengembangan itu sebagai keseimbangan pembangunan Pelabuhan Tanjung Emas yang tetap jalan, sedangkan kampung nelayan Tambaklorok juga dipertahankan dengan infrastruktur uang lebih mendukung.
Farchan yakin membangkitkan kampung maritim Tambaklorok mempunya nilai tambah bagi warga dan pemerintah karena penataan itu dikonsep dengan adanya jalinan masyarakat, sistem hunian, dan mata pencaharian warga setempat.
Pada tahap awal pengembangan kampung nelayan itu, imej kumuh ditangani dan ditata kembali dengan cara menghindari rob dan banjir. “Sedangkan terkait sumber pencaharian nelayan maritim, akan dibangun bursa kuliner berbasis kelautan kemungkinan wisata bahari,” katanya.
Pemerintah pusat telah mengalokasikan pembangunan penataan kumuh senilai Rp 22 miliar, masing-masing untuk jalan dan drainase. Sedangkan untuk menghindari banjir dan rob dibuatkan tanggul laut dengan sistem pembangunan multiyear antara tiga hingga empat tahun diawali tahun ini dengan biaya Rp 70 miliar.
Lahan Tambaklorok merupakan lahan milik PT Pelindo yang sudah berkembang menjadi permukiman yang kemudian dikembalikan ke Pemkot Semarang dengan syarat pembnagunan kampung tak mengganggu pelabuhan.
Kampung itu menjadi daerah yang dikunjungi Jokowi usai dilantik sebagai Presiden RI. “Pembangunan itu tak lepas dari kunjungan Presiden yang ingin menghidupkan bahari usai dilantik dulu,” katanya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyatakan konsep pengembangan Kampung Tambaklorok itu juga bertujuan menjadikan potensi wisata bahari. Dengan begitu, kampung itu akan menjadi salah satu kawasan kunjungan wisatawan. “Warga juga harus bersiap-siap dengan datangnya para wisatawan,” kata Hendrar.
Kesiapan yang dimaksud adalah kreativitas warga Kampung Tambaklorok dengan beragam ciri khas sebagai kampung nelayan. “Kalau bisa ibu-ibu belajar memasak masakan yang bervariatif. Jangan cuma ikan asin saja,” katanya.
Ia meminta masyarakat Tambaklorok segera mengurus sertifikat kepemilikan tanah dari PT Pelindo yang sudah diserahkan ke warga untuk memudahkan administrasi bila ada perluasan pembangunan yang berhubungan dengan pemukiman penduduk.
EDI FAISOL