TEMPO.CO, Bekasi--Belum diketahui motif Sebastian Manuputi, 32 tahun nekat melakukan aksi bakar diri. Namun sejumlah rekan se-organisasi menduga ada kaitannya dengan kegiatan di tempat kerjanya, yaitu PT Tirta Alam Segar di Kawasan Industri MM 2100.
Kepala Bidang Organisasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, Obon Tabroni mengatakan, Sebastian dikenal aktif di organisasi. Selama ini, Sebastian yang selalu mengakomodir setiap kasus yang menimpa buruh di perusahaannya. "Saya menduga dia frustasi," kata Obon, Sabtu, 2 Mei 2015.
Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sebab status terakhir yang diunggah di media sosial Facebook pribadi Sebastian sekitar 23 jam yang lalu menunjukkan bahwa Sebastian tengah berjuang agar buruh mendapatkan hak-haknya.
Statusnya itu berbunyi 'Selamat berjuang sahabat buruh! Semampuku kan berbuat apapun agar anda, kita, dan mereka bisa terbuka matanya, telinganya, dan hatinya untuk Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia'.
Obon mencontohkan salah satu perjuangan Sebastian ialah mencoba mengadvokasi seorang buruh bernama Topan. Buruh di bagian operator produksi itu harus kehilangan tangannya akibat kecelakaan kerja. Meski ada BPJS, tapi sebagian biaya harus ditanggung sendiri. Total biaya pengobatan mencapai Rp 68 juta.
Meski sudah berkorban demi perusahaan, status pekerja itu masih kontrak, dan hanya dimutasi menjadi cleaning service. Kasus yang menimpa Topan, membuat dirinya geram. Apalagi, usaha ke Pemerintah Kabupaten Bekasi tak mendapatkan respon. "Dia sangat peduli dengan buruh," kata dia.
Obon menduga kuat yang menjadi latar belakang Sebastian bakar diri itu untuk menggugah semua pihak agar peduli dengan buruh. Karena itu, untuk mengenang perjuangan, rencananya malam nanti buruh akan menyalakan seribu lilin di omah buruh, di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
ADI WARSONO