TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku resah terkait maraknya prostitusi di Kota Bandung. Menurut dia, kepolisan harus mengikuti perkembangan teknologi agar dengan cepat meringkus pelaku.
“Saya selalu koordinasi dengan Kapolres (Kepala Polisi Resort Bandung, Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol), dan memberikannya tip. Bahwa sebenarnya prostitusi itu mengikuti teknologi,” ujar Ridwan Kamil saat ditemui di Pendopo Agung Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Bandung, Jumat, 1 Mei 2015.
Jika tidak memahami teknologi, maka polisi justru akan 'kucing-kucingan' dengan para pelaku. Ridwan Kamil menjelaskan, dirinya siap untuk membantu kepolisian dalam mencari pelaku prostitusi di Bandung. "Kalau saya terima informasi mengenai tempat prostitusi, ayo kita datangi bareng-bareng," ujar Ridwan Kamil.
Sebelumnya, Polrestabes Bandung membongkar beberapa sindikat prostitusi online di Bandung. Polisi meringkus tiga tersangka antara lain Andi Rohendi; 20 tahun, yang diringkus di Hotel Golden Flower pada Selasa 28 April pukul 21.00 WIB. 3,5 jam kemudian, polisi meringkus dua tersangka lainnya yakni Ridla Rapika Ramdany, 29 tahun, dan Indracakra, 30 tahun, yang ditangkap di tempat yang sama.
Beberapa modus prostitusi online dimudahkan dengan menggunakan grup chat pada media sosial Blackberry Messenger (BBM). Para tersangka mengaku memiliki 50 pekerja seks komersial (PSK) yang berusia muda, yakni 18 hingga 25 tahun.
Kepada polisi, Ridla mengaku mendapatkan para PSK dari tempat karaoke. Untuk melancarkan aksinya, para tersangka membuat dua grup BBM. Grup pertama diperuntukkan bagi para konsumen, sementara grup kedua berisi perempuan-perempuan yang menjadi anak buah tersangka.
Selain mendapat PSK dari lokasi karoke, Ridla mengaku bahwa perempuan lainnya ia dapatkan dari lokalisasi prostitusi Saritem, Kecamatan Andir, Kota Bandung. Saat ini kepolisian masih berupaya mencari tahu identitas para perempuan yang menjadi PSK.
PERSIANA GALIH