TEMPO.CO, Jakarta - Terpidana mati narkoba Andrew Chan, yang dieksekusi mati pada Rabu dini hari 29 April 2015 akibat kasus narkoba, merasa dirinya sudah mati sejak sepuluh tahun lalu. Hal itu diungkapkan Chan kepada Pendetanya di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan Bali, Daniel Pandji.
"Dia sendiri merasa sepuluh tahun lalu harus sudah mati, makanya setiap hari dia buat hidupnya berarti," kata Daniel, seusai melayat di Rumah Persmayaman Abadi Jalan Daan Mogot, Jakarta, Kamis, 30 April 2015.
Meskipun merasa sudah tak punya harapan hidup, Chan tak pernah mengeluh kepada Daniel, yang menjadi pendetanya sejak 2014. Menurut Daniel, Chan menjadi sosok yang senang membantu sesama penghuni Lapas Kerobokan. "Dia memang merasa bersalah dan dibuktikan dengan perubahan sikapnya," katanya.
Selain duo Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, ada enam terpidana mati lainnya yang dieksekusi adalah warga negara Nigeria: Martin Anderson, Sylvester Obiekwe Nwolise, Nigeria Okwudili Oyatanze, dan Raheem Agbaje, warga negara Brazil: Rodrigo Gularte, serta warga negara Indonesia: Zainal Abidin.
Daniel terakhir kali bertemu dengan Chan sehari sebelum warga Australia itu diboyong ke Lapas Nusa Kambangan Cilacap. Menurut dia, menjelang kepindahannya ke Nusa Kambangan, tak ada perubahan sikap pada Chan. "Saya terakhir kali bertanya, apa yang kamu harapkan. Dia hanya menjawab ingin setiap hari berguna bagi sesama," ujar dia.
ANGGA SUKMAWIJAYA