TEMPO.CO , CILACAP:—Terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Myuran Sukumaran, mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang merehabilitasinya untuk menjadi lebih baik. “Tetaplah berjuang untuk menghapus hukuman mati,” kata Myuran, Selasa 29 April 2015, beberapa jam sebelum dieksekusi mati. Pesan Myuran itu yang dituturkan oleh pengacaranya, Todung Mulya Lubis, di Dermaga Wijayapura, Cilacap.
Myuran menyerahkan lukisan jantung yang sedang meneteskan darah itu kepada Todung Mulya. Lukisan itu dibuat anggota sindikat Bali Nine di kanvas berwarna putih berukuran 60 x 90 sentimeter persegi.
Lukisan itu diberi judul "Satu Rasa Satu Hati dalam Cinta itu" juga ditandatangani terpidana mati lainnya, kecuali Rodrigo Gularte.
Mary Jane Veloso, terpidana mati asal Filipina, menorehkan tulisan dalam lukisan Myuran, “Jesus always love us until the eternal life. Keep smile.” Sedangkan Okwudili Oyatanze menulis, “God bless Indonesia”, dan Silvester Obiekwe Nwaolise menuliskan, “Am conquer for blood of Jesus Christ.”
Di balik lukisan berlatar cokelat dengan wajah Myuran menengadah itu tertera judul The Second Last Day dan tanda tangan dengan penggalan kalimat, “Myuran Sukumaran, Besi prison Nusakambangan 27/04/2015.”
VENANTIA MELINDA