TEMPO.CO, Jambi - Jumlah warga yang menyerahkan diri karena diduga ikut melakukan aksi pembakaran kantor Polsek Limun, Sarolangun, Jambi, terus bertambah. Awalnya lima orang, kemudian menyusul 41 orang dan terakhir, Senin siang bertambah sembilan orang. ”Jadi jumlah warga yang menyerahkan diri hingga kini mencapai 55 orang. Semuanya kami periksa di kantor Polres Sarolangun,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jambi, Brigadir Jenderal Bambang Sudarisman, kepada Tempo, Senin, 27 Apri 20015.
Dari hasil pemeriksaan, menurut Bambang, akan diketahui siapa yang ikut melakukan tindakan pembakaran dan dapat ditetapkan sebagai tersangka.
Berawal dari aksi anarkistis yang terjadi di Kecamatan Limun. Puluhan warga Desa Pulau Aro, yang datang menggunakan tiga unit truk, membakar kantor Polsek Limun dan rumah dinas Kepala Polsek hingga rata dengan tanah pada Sabtu, 25 April lalu. Dari informasi yang dikumpulkan, pemicu aksi tersebut diduga adalah meninggalnya warga desa bernama Edward bin Thamrin, 19 tahun, karena ditembak anggota Polsek Limun.
Bambang membenarkan aksi pembakaran. Tapi dia membantah jika dikatakan pemicunya gara-gara ada warga desa yang meninggal setelah ditembak aparat. ”Warga meninggal itu karena menabrak gorong-gorong. Dia melarikan diri setelah mendengar tembakan peringatan dari anggota Polsek Limun,” ujar Bambang.
Pasca-kejadian tersebut, Kepala Polri Jenderal Badroodin Haiti, Senin sore, tiba di Jambi dan langsung menuju kabupaten Sarolangun untuk meninjau langsung tempat kejadian di kantor Polsek Limun.
SYAIPUL BAKHORI