TEMPO.CO, JAMBI—Aksi anarkistis terjadi di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Sabtu, 25 April 2015. Puluhan warga Desa Pulau Aro, yang datang menggunakan tiga unit truk, membakar kantor Polsek Limun dan rumah dinas Kepala Polsek hingga rata dengan tanah.
Dari informasi yang dikumpulkan, pemicu aksi tersebut diduga adalah meninggalnya warga desa bernama Edward bin Thamrin, 19 tahun, karena ditembak anggota Polsek Limun.
Kepala Kepolisian Daerah Jambi Brigadir Jenderal Bambang Suparsono membenarkan aksi pembakaran. Tapi dia membantah jika dikatakan pemicunya gara-gara ada warga desa yang meninggal setelah ditembak aparat. ”Warga meninggal itu karena menabrak gorong-gorong. Dia melarikan diri setelah mendengar tembakan peringatan dari anggota Polsek Limun,” ujar Bambang.
Kejadian itu, dia menuturkan, terjadi pada Jumat, 24 April, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, polisi menggelar razia untuk menangkap bandar narkotik yang diketahui sering membawa narkotik jenis sabu dari Kecamatan Pelawan ke Limun. Polisi membuntuti empat orang yang mengendarai sepeda motor saat tengah melintas di kawasan Limun.
Saat mereka akan ditangkap, terjadi aksi pengejaran. Menurut Bambang, polisi beberapa kali melepaskan tembakan peringatan. Karena ketakutan, salah satu pengendara, Edward, memacu sepeda motornya. Akibatnya, ia lepas kendali dan menabrak gorong-gorong di pinggir jalan di Desa Pulau Pandan, Kecamatan Limun.
Bambang mengatakan, korban mengalami luka parah di bagian muka dan sempat dirawat di puskesmas. Sempat pula dirujuk ke RSUD Sarolangun. Tapi korban meninggal dunia dan jenazahnya dibawa ke Desa Pulau Aro, desa asalnya. Menurut dia, warga tidak terima atas kejadian itu dan langsung mendatangi kantor Polsek.
Menurut Bambang, saat ini kondisi berangsur kondusif. Jajaran Polda Jambi menurunkan anggota Brimob Polres Sarolangun dan dari Polda Jambi. ”Kami terus menyelidiki dan mengejar para pelaku pembakaran,” ujar dia.
SYAIPUL BAKHORI