TEMPO.CO, Bandung - Menteri Komunikasi dan Informasi RI Rudiantara meminta maaf kepada awak media terkait dengan sulitnya peliputan pada puncak Peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung, Jumat, 24 April 2015. Banyaknya wartawan yang meliput dan keterbatasan ruang serta waktu membuat panitia membatasi jumlah reporter.
"Bukannya kami tidak ingin memberikan space kepada teman-teman wartawan, tapi karena masalah lokasinya yang tidak menunjang," ujar Rudiantara kepada Tempo di sela-sela kesibukannya memantau Peringatan ke-60 KAA, di pelataran Hotel Ibis, Jalan Braga Pendek, Bandung, Jumat, 24 April 2015.
Pantauan Tempo, pukul 05.30 WIB, awak media sudah berkumpul di media center yang belokasi di lantai lima Hotel Ibis, untuk mengambil kartu khusus guna bisa melakukan peliputan acara puncak peringatan ke-60 KAA itu. Kartu identitas untuk meliput acara napak tilas atau historical walk, pidato dari delegasi peserta KAA ke-60, salat Jumat bersama di Masjid Raya Jawa Barat hingga makan bersama di rumah dinas Gubernur Jawa Barat di Gedung Pakuan.
Namun banyak sekali awak media yang tidak kebagian ID peliputan itu, sehingga banyak dari wartawan yang kecewa. Terlihat beberapa wartawan berkerumun di depan Hotel Ibis, tapi akhirnya mereka memilih untuk membubarkan diri masing-masing.
Sebagian wartawan hanya menyaksikan acara puncak KAA melalui display yang dipasang di beberapa media center. Di antaranya di Hotel Ibis, Majestic, juga gedung PGN.
Menurut Rudiantara lokasi peliputan khusus yang disediakan oleh panitia dalam acara itu sangat terbatas sekali. "Kami sediakan lima spot khusus bagi wartawan, tapi itu pun terbatas, hanya untuk 35 wartawan saja," katanya. Sedangkan jumlah wartawan yang terdaftar guna peliputan KAA itu, kurang-lebih 1.175 wartawan.
"Hanya yang cukup curious, kani bisa identifikasi dari penggunaan Internet, ada sekitar 1.400 wartawan yang mengakses di antaranya 400 wartawan asing," katanya.
AMINUDIN