TEMPO.CO, Bandung - Puncak Peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika digelar di Bandung, Jumat, 24 April 2015. Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Mochamad Iriawan telah mewanti-wanti warga Bandung agar menjaga ketertiban dan keamanan selama dilangsungkannya perhelatan tersebut. Dia juga melarang digelarnya aksi unjuk rasa selama acara dilaksanakan.
Namun, larangan itu tak digubris Front Perjuangan Rakyat (FPR). Puluhan aktivis FPR menggelar spanduk dan berorasi di depan Gedung Sate, yang merupakan kantor Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Menurut Rudi H.B. Daman, koordinator FPR, dalam aksinya itu mereka menuntut kemerdekaan dan kedaulatan rakyat Asia-Afrika. "Kami juga menuntut pimpinan yang adil pada rakyat. Kami menyayangkan penyelenggaraan Asia-Afrika ini hanya bentuk kerja sama bukan bentuk solidaritas dari permasalahan negara Asia-Afrika yang sedang dihadapi," katanya, Jumat, 24 April 2015.
Selain FPR, rencananya Falun Gong juga akan menggelar unjuk rasa. Namun Ketua Himpunan Falun Gong Indonesia Gatot Machali kepada Tempo, mengatakan, aksi itu dibatalkan. "Setelah negosiasi dengan polda kami tidak jadi gelar aksi hari ini," ujarnya Jumat, 24 April 2015.
Falun Gong berencana menggelar aksinya di Jakarta. Pihaknya akan mengerahkan puluhan massa dan sejumlah spanduk yang akan dibentangkan di kawasan Kantor Kedutaan Besar Cina di Jakarta.
Selain akan menyuarakan semangat anti-penindasan, Falun Gong Indonesia pun akan membeberkan sejumlah fakta terkait dengan korban kekerasan yang dilakukan pihak pemerintah Cina terhadap para pengikut ajaran Falun Gong. "Kami akan mendatangkan warga Cina yang lari ke Indonesia yang tersiksa di sana karena dipaksa melepaskan keyakinan Falun Gong," katanya.
DWI RENJANI | IQBAL T. LAZUARDI S.