TEMPO.CO, Yogyakarta - Nisan Bagong Kussudiardja dan Soetina Bagong Kussudiardja dibongkar pencuri batu akik. "Aku ditelepon, katanya makam bapak sama ibu dirusak, ya tak suruh lapor polisi dulu," kata Butet Kartaredjasa, sang anak, Kamis, 16 April 2015.
Penjaga makam Bagong-Soetina mendapati rusaknya dua bongkah batu besar di atas makam itu pada Minggu, 12 April 2015. Butet mengatakan batu nisan orang tuanya berjenis jasper. "Itu kalau disertifikasi nama batunya jasper, tapi orang ada yang bilang ati ayam. Kalau dibelah dan ada bagian yang banyak warnanya, bisa jadi batu pancawarna," katanya.
Menurut Butet, dua bongkah batu yang diperkirakan memiliki bobot 30 ton itu dibeli pada 1997 dengan harga Rp 5 juta. "Bisa dibayangkan kalau dipecah untuk akik yang beratnya hanya sepuluh gram, bisa berapa banyak jumlahnya," kata Butet.
Pemain acara Sentilan-sentilun di Metro TV ini bercerita, ayahnya mencari batu tersebut sampai ke Pacitan. Sang ayah sengaja memesan batu itu untuk dijadikan nisan baginya dan istrinya. Pelukis dan koreografer itu memang dikenal sebagai pencinta akik. Koleksinya telah diwariskan kepada anak-anaknya, termasuk Butet.
Butet, yang juga menggemari akik, mengatakan tidak akan menuntut pelaku perusakan makam orang tuanya. "Ya, kalau ketangkap suruh minta maaf saja. Orang-orang yang ngambil itu biar kualat dengan sendirinya," kata Butet sambil tertawa.
Dia menanggapi santai peristiwa perusakan tersebut. Dia menilai pencuri batu itu sebagai orang yang tidak rasional. "Tidak mungkin juga aku ngerahkan orang buat jaga batu. Ikut edan itu namanya," gurau Butet.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Kasihan Ngadiyanta mengatakan telah menerima laporan keluarga Bagong. Kata dia, pihaknya telah menyita palu yang ditemukan di sekitar makam Bagong.
VENANTIA MELINDA