TEMPO.CO, Pekanbaru- Ibu penyusup pesawat Garuda GA 177 Mario Steven Ambarita, Tiar boru Sitanggang memastikan anaknya bukan penjahat. Menurutnya, Mario tidak pernah bersikap aneh. "Dia tidak pernah melakukan tindakan kriminal," kata Tiar, kepada Tempo, Rabu, 8 April 2015.
Tiar mengatakan, selama ini Mario bersikap seperti remaja lainnya; membantu orang tua ke ladang dan mencari makan ternak. "Tidak pernah ada yang aneh-aneh selama ini," katanya.
Namun kata Tiar, sejak lulus sekolah kejuruan di Bagan Batu, Rokan Hilir, tiga tahun lalu, Mario memang tidak pernah memiliki pekerjaan tetap. Dia bekerja serabutan: penjaga toko dan kuli bangunan. "Sebenarnya dulu dia ingin kuliah, tapi kami tidak mampu," ujarnya.
Pada Selasa, 31 Maret 2015 lalu. Mario minta izin untuk mencari pekerjaan di Pekanbaru. "Dia minta uang Rp 200 ribu buat ongkos," katanya.
Sejak di Pekanbaru Mario tidak pernah menghubungi keluarga. Belakangan, Tiar dibuat kaget dengan pemberitaan media bahwa Mario ditangkap di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng karena menyusup lewat rongga ban pesawat Garuda GA 177 rute Pekanbaru - Jakarta. "Tidak habis pikir saya kenapa dia senekat itu," ujarnya.
Sebelumnya, Mario menyusup dalam penerbangan Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 177 rute Pekanbaru-Jakarta pada Selasa, 7 April 2015.
Mario baru diketahui menyusup setelah keluar dari rongga roda pesawat, kemarin, di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Selasa, 7 April 2015, pukul 16.57 WIB, dengan berjalan terhuyung dan telinga mengeluarkan darah. Saat ini Mario sedang menjalani pemeriksaan di kantor Otoritas Bandara Wilayah I Soekarno-Hatta.
Setelah pemeriksaan 24 jam, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan menetapkan warga Jalan Kapuas Ujung, Bagan Batu, Rokan Hilir itu sebagai tersangka. Ia terbukti melanggar undang-undang penerbangan
RIYAN NOFITRA