TEMPO.CO , Poso: Gembong teroris Poso, Santoso alias Abu Wardah ternyata satu dari sekian banyak eks kombatan di Poso tercatat sebagai penerima dana Bantuan Sosial Pasca Konflik Poso pada 2006-2007.
“Dari info yang kami peroleh bahwa Santoso sendirikan masih masuk daftar penerima Bansos pasca konflik Poso,” kata Kepala Bidang Humas Polisi Daerah Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Hari Suprapto kepada Tempo, Rabu 8 April 2015.
Hari mengatakan, selain menerima dana bansos di Poso, Santoso menerima fulus dari negara lain. Namun Hari enggan menyebutkan negara asing yang membantu Santoso. Hari pun menolak menjelaskan nominal bantuan tersebut.
Kelompok sipil bersenjata di Poso saat ini terbelah menjadi dua kelompok. Kelompok pertama Pimpinan Santoso Abu Wardah, beranggotakan sekitar 20-an orang dan kelompok Pimpinan Daeng Koro sekitar 15-an orang.
Dua kelompok ini diindikasikan berpencar setelah adanya operasi Camar yang dilakukan aparat kepolisian pada 26 Februari-26 Maret 2015 lalu, dan latihan PPRC TNI yang dimulai pada 30 Maret 2015.
Polisi menduga kuat Santoso masih berada di wilayah hutan Poso Pesisir Bersaudara, dan Lore. Sebab, pada Operasi Camar tersebut polisi menemukan jejak-jejak kelompok Santoso cs, seperti ditemukannya bekas kamp, bom dll.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang dikonfirmasi terkait hal itu, tidak mengakui jika ada bantuan mengalir ke Santoso. “Sampai saat ini yang namanya Santoso dan yang lainnya kelompok teroris itu, tidak pernah mendapatkan bantuan kemanusian dari kami. Apalagi termasuk dengan dana Bansos untuk warga tidak mampu, tidak pernah mereka dapatkan,” kata Kepala Bidang Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Poso Anop Balebu kepada Tempo saat dihubungi pada Rabu 8 April 2015.
AMAR BURASE
