TEMPO.CO , Kediri: Pramono Anung dipastikan tak akan maju sebagai kandidat Ketua Umum dalam Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Bali. Sebab, Pramono loyal kepada Megawati meski sempat diwacanakan menjadi calon alternatif bersama Joko Widodo.
Sikap Pramono Anung ini disampaikan adik kandungnya yang juga pengurus Dewan Pengurus Daerah PDIP Jawa Timur Woro Reni Permana. Reni mengatakan kakaknya tak akan mungkin mencalonkan diri sebagai ketua umum menggantikan Megawati karena sikapnya yang sangat loyal. “Amat tidak mungkin hal itu dilakukan,” kata Reni kepada Tempo, Senin 6 April 2015.
Reni menambahkan, Pramono adalah sosok yang sangat loyal dan patuh pada konstitusi. Bahkan mantan Sekretaris Jenderal PDIP itu diklaim sebagai salah satu kader PDIP yang loyalitasnya tak perlu diragukan lagi. Karena itu meski sempat disuarakan sejumlah pihak untuk maju sebagai calon ketua umum dengan alasan regenerasi, Pramono tidak akan berhadap-hadapan dengan Megawati.
Pernyataan tersebut juga menegaskan sikap DPD PDIP Jawa Timur untuk tetap mengusung Megawati sebagai calon ketua umum PDIP dalam kongres mendatang.
Sebelumnya sikap serupa juga disampaikan Ketua DPC PDIP Kota Blitar Samanhudi Anwar yang menjadi basis kader banteng di Jawa Timur. Samanhudi bahkan dengan tegas menolak wacana regenerasi yang sempat memunculkan nama Pramono Anung, Joko Widodo, dan Ganjar Pranowo sebagai kandidat ketua umum partai.
Menurut Samanhudi, PDIP akan tetap eksis jika dipimpin trah atau keturunan Soekarno. Bahkan, Samanhudi mengatakan nama Joko Widodo tak akan laku dijual di kongres. “Soal trah Soekarno itu benar,” kata Samanhudi.
Kemunculan nama-nama alternatif ini berawal dari pernyataan pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies J. Kristiadi, yang mengatakan bahwa keturunan Soekarno tak boleh jadi modal utama menjadi pemimpin di PDIP. Pernyataan Kristiadi ini menanggapi isu bahwa PDIP menyiapkan Puan Maharani dan Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarnoputri sebagai Wakil Ketua Umum PDIP dalam kongres 9 April mendatang.
HARI TRI WASONO