TEMPO.CO, Jakarta - Tim Panel Komisi Yudisial menjadwal ulang permintaan keterangan terhadap hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Sarpin Rizaldi. Hal ini dilakukan karena Sarpin tak datang dalam agenda pemeriksaan di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang harusnya berlangsung hari ini, Kamis, 2 April 2015, pukul 10.00 WIB.
"Tim Panel sudah menunggu di PT DKI Jakarta untuk meminta keterangan terlapor hakim SR. Tapi beliau tak hadir," kata anggota Tim Panel, Taufiqurrahman Syahuri, melalui pesan singkat, Kamis.
Tim Panel rencananya akan melakukan konfirmasi atas sejumlah temuan soal dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim dalam proses dan pasca-putusan praperadilan penetapan status tersangka Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Tim sendiri sudah memeriksa sejumlah saksi, seperti pelapor yang berasal dari masyarakat; saksi persidangan, termasuk guru besar di Universitas Parahyangan, Arief Sidharta; Ketua dan Panitera Pidana PN Jakarta Selatan; serta kuasa hukum Sarpin, Hoetma Sitompoel.
Tim belum mau mengungkap hasil pemeriksaan sementara dan tuduhan yang akan dikenakan pada Sarpin. Juga soal kemungkinan sanksi yang akan diberikan kepada mantan hakim PN Medan tersebut.
Beberapa tema pemeriksaan yang sempat mencuat antara lain kesalahan kutip kesaksian Sidharta dalam pertimbangan, imparsialitas putusan, dan pergantian hakim dari Imam Gultom ke Sarpin. Selain itu, Tim juga mengembangkan pemeriksaan etik ke sikap dan perilaku Sarpin pasca-putusan.
Sarpin dituding tak rendah hati seperti dalam pedoman hakim karena melaporkan sejumlah tokoh yang sempat melontarkan kritik terhadap putusannya ke kepolisian. Selain itu, ada dugaan gratifikasi karena Hoetma mengklaim beracara untuk Sarpin secara gratis.
"KY akan memberikan kesempatan satu kali lagi, akan dijadwal ulang. Jika tak hadir juga, KY akan memutuskan berdasarkan hasil pemeriksaan," tutur Taufiqurrahman.
FRANSISCO ROSARIANS
