TEMPO.CO , Bandung:Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menolak jika biaya Rp 900 juta untuk pembangunan toilet VIP (Very Important Person) Masjid Agung Bandung disebut membuang-buang biaya. Dia mengatakan, toilet tersebut tidak khusus dibangun untuk menyambut peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 saja.
"Toilet itu bisa dipakai oleh tamu lain sesudah acara KAA. Toilet permanen itu bukan hanya untuk KAA," ujarnya, saat ditemui wartawan di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Jalan Tamansari, Bandung, Selasa, 31 Maret 2015. Dia menilai selama ini toliet VIP di Masjid Agung Bandung sudah tak layak.
Menurut Emil, sapaan akrab Ridwan, waktu pengerjaan toilet yang berbarengan dengan pembenahan infrastruktur menyambut KAA ke-60 membuat warga Bandung resah. Bagaimana tidak, pembangunan sepasang toilet VIP masjid mencapai Rp 900 juta dari total biaya Rp 2,3 miliar. Padahal, kata dia, pembangunan toilet itu sudah direncanakan sejak lama, sebelum Pemkot Bandung membenahi infrastruktur Kota Kembang.
"Toilet butut dikomplain, toilet kami perbaiki juga dikomplain. Jadi maunya apa?" kata Emil, kepada para wartawan. Sebelumnya, Ketua Tim Renovasi Masjid Raya Bandung untuk perhelatan KAA, Tatang Hermawan mengatakan, dana perbaikan dan penambahan fasilitas masjid berasal dari CSR (corporate social responsibility) Bank Jabar Banten sebesar Rp 2,3 miliar. Dananya diberikan secara bertahap sesuai kemajuan pengerjaan.
"Dari BPIC (Badan Pengelola Islamic Centre) Yansos Jabar Rp 600 juta," kata Tatang saat ditemui Tempo, Ahad, 29 Maret 2015. Dari dana yang sudah cair, panitia renovasi memulai pengerjaan sejak 13 Maret hingga ditargetkan tuntas 17 April 2015 atau sepekan sebelum delegasi berdatangan ke Bandung. Menurut Tatang, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil banyak berperan dalam renovasi masjid milik pemerintah provinsi Jawa Barat itu.
Ridwan punya andil dalam mendapatkan dana dari Bank Jabar Banten hingga teknis perencanaan perbaikan dan penambahan fasilitas baru, termasuk toilet VIP tersebut. "Inginnya (Walikota) toiletnya berstandar hotel bintang lima," kata Kepala Bagian Perencanaan Renovasi Masjid Raya Bandung Yogi Pribadi.
Toilet VIP lelaki berada di bekas kantor Sekretariat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Posisinya berada di sisi kiri dari pintu samping masjid yang dekat dengan pos Satuan Polisi Pamong Praja. Adapun toilet VIP perempuan di seberangnya, atau sisi kanan masjid.
Yogi mengatakan, di ruang toilet VIP lelaki berukuran 7,5 x 6,5 meter itu, dipasangi 8 keran air untuk berwudhu, 4 closet, 4 wastafel, dan 5 buah urinoir. Adapun di ruang toilet VIP perempuan yang berukuran lebih kecil, sekitar 12 meter persegi, dipasangi 4 keran untuk berwudhu, sebuah wastafel, dan satu closet.
Komponen termahal pada toilet itu, kata Yogi, yakni marmer bolong alias travertin untuk ditempelkan di dinding. Fungsinya agar ruangan terlihat indah. "Yang ada seperti hotel berbintang di Jakarta," kata Yogi.
Setelah acara KAA nanti, belum jelas untuk siapa penggunaan fasilitas itu kelak. Tatang mengusulkan agar toilet VIP bisa diakses publik. Khususnya bagi kalangan difabel yang berkursi roda atau memakai kruk, dan ibu hamil, serta kalangan lanjut usia.
Acara peringatan Konferensi Asia Afrika sendiri bakal digelar pada 24 April 2015. Selain membenahi Masjid Agung Bandung, Pemkot Bandung pun merombak sejumlah pedestrian dan mempercantik gedung merdeka. Acara ini rencananya akan mendatangkan 109 kepala negara dari seluruh Asia dan Afrika.
PERSIANA GALIH