TEMPO.CO, Surabaya - Dinas Pendidikan Jawa Timur memastikan buku pendidikan agama Islam kelas XI SMA yang memuat materi radikal belum beredar di daerah lain selain Jombang. "Belum semuanya tersebar, tapi sudah ditarik," ujar Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun kepada Tempo, Rabu, 25 Maret 2015.
Harun mengatakan pihaknya sudah meminta buku tersebut ditarik dari peredaran. Halaman yang memuat materi radikalisme tersebut, menurut dia, akan diganti dengan materi baru. "Jadi yang diganti hanya halaman yang bermasalah saja, enggak semua," ucapnya.
Pada halaman 78 buku itu dijelaskan tentang sejarah pemikiran Islam modern sejak abad ke-17 hingga sekarang yang salah satunya menjelaskan profil dan ajaran ulama asal Arab Saudi, Muhamad bin Abdul Wahab. Buku tersebut mengutip salah satu pendapat pencetus aliran Wahabi itu, yang menyatakan musyrik boleh dibunuh.
Harun menepis anggapan bahwa pihaknya kecolongan. Tapi dia mengakui bahwa penyusunan buku pelajaran seharusnya diawali dengan mengumpulkan semua kepala sekolah untuk membahas materi. Setelah itu, barulah disampaikan kepada Dinas Pendidikan.
Dinas Pendidikan Jawa Timur sudah bekerja sama dengan para guru, kepala sekolah, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan kepolisian untuk mengatasi masalah ini. Harun menyerahkan masalah ini sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang jika memang ingin memprosesnya secara hukum.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku belum mendengar kabar beredarnya buku tersebut di Surabaya. "Belum, belum, saya belum tahu kalau soal itu," tuturnya.
AGITA SUKMA LISTYANTI