TEMPO.CO, Tasikmalaya -Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Barat menggerebek dua pabrik pengolahan kulit berbahaya di Kampung Tonjong, Kelurahan Parakanyasag, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Selasa malam 24 Maret 2015. Bahan baku kulit tersebut diimpor dari luar negeri.
"Kikilnya dari Australia, Jerman, Polandia, dan Belanda," kata Kepala Unit IV Subdit IV Ditreskrimsus Polda Jawa Barat, Komisaris Iman Imannudin, Selasa malam, 24 Maret 2015. Kikil tersebut, menurut dia, diimpor melalui Surabaya.
Dalam waktu dua minggu, kata Iman, pemilik pabrik yakni E dan S memesan bahan baku kikil sebanyak 7 ton dari Surabaya. Setiap hari, kedua pabrik kulit ini rata-rata memproduksi 4 kuintal kikil.
Menurut Iman, kikil tersebut dikirim ke Pasar Cikurubuk dan Pasar Indihiang. Selain itu, kikil juga disebar ke beberapa daerah di Cianjur.
Warga sekitar pabrik mengaku tidak mengetahui pabrik kulit itu memakai zat kimia dalam mengolah kulit menjadi kikil. Hanya saja, warga setempat sempat resah karena kerap tercium bau menyengat dari pabrik. "Baunya menyengat," kata Darsono, warga sekitar.
Meski merasa terganggu dengan bau menyengat, warga setempat tidak berani melaporkan hal ini. "Kami harap, pabrik segera ditutup," katanya.
Saat penggerebekan, polisi menemukan 3,1 ton bahan baku kulit yang sedang diolah menggunakan zat kimia, berupa hidrogen feroksida, sulfur nitrat dan pupuk Za.
CANDRA NUGRAHA