TEMPO.CO, Lhokseumawe - Dua anggota intelijen Kodim 0103 Kabupaten Aceh Utara bernama Sersan Satu Indra dan Sersan Hendri dikabarkan diculik oleh belasan anggota dari kelompok bersenjata di Dusun Alue Mbang, Desa Alue Papeun, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Provinsi Aceh. Kedua intel itu dikabarkan diculik setelah mobil Kijang kapsul yang dikendarai mereka ditemukan tanpa penumpang di kawasan sepi di pedalaman Aceh Utara pada Senin, 23 Maret 2014.
Kepala Kemukiman Bate Pila (struktur di bawah kecamatan di Aceh) Muhammad Daud menuturkan kedua sersan itu datang ke rumahnya. Mereka datang untuk menelusuri keberadaan kelompok sipil bersenjata pimpinan Din Minimi.
Kelompok Din ini diduga terlibat serangkaian penculikan di Aceh Utara. Teranyar, kelompok milisi itu dikabarkan menculik Mahmudsyah alias Ayahmud, petinggi Partai Aceh di Desa Paya Terbang, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, pada 22 Maret 2014.
Setelah satu jam di rumah Daud, kedua intel tersebut mendapat telepon. Saat itu juga mereka bergegas pulang dengan menumpang mobil Toyota jenis Kijang kapsul hitam nopol BL 7270 GAR. Namun berkisar 400 meter dari Daud, mereka dicegat belasan pria bersenjata yang belum diketahui identitasnya.
“Di rumah saya sekitar pukul 15.00 WIB, saya tidak lihat mereka diambil oleh pria Otk (orang tidak dikenal) itu, tapi masyarakat ada yang melihat mereka dicegat oleh belasan pria bersenjata,” ujar Daud.
Warga lain menuturkan pasca pencegatan itu, warga mendengar tiga kali suara letusan senjata api. Namun mereka tidak dapat memastikan sumber suara tembakan tersebut.
Isu kemudian berkembang bahwa ada mayat ditemukan di kawasan desa yang pernah menjadi markas besar GAM wilayah Pasee tersebut. “Terdengar begitu, tapi belum pasti ada mayat. Kalau tentara dan polisi memang sudah banyak di sekitar desa sini,” ucap seorang warga yang menolak disebut namanya kepada Tempo, Senin, 23 Maret 2015.
Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda Letnan Kolonel Inf Mahfud menyebutkan informasi tentang penculikan dua anggota intelijen Kodim Aceh Utara masih simpang siur. “Sampai saat ini belum jelas,” kata Mahfud.
Menurut Mahfud, TNI bekerja sama dengan kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat tengah memastikan terkait informasi ini. “Semua pihak tengah berupaya mengecek kebenaran kabar tersebut,” ujarnya.
IMRAN MA