TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini bakal merayakan Tahun Baru Saka 1937 di Prambanan, Klaten. Menurut Jokowi, Hari Nyepi adalah momen tepat untuk merenungkan hakekat makna kehidupan di dunia. Saat Nyepi manusia bisa lebih introspeksi diri dan evaluasi diri.
"Kita semua wajib membersihkan jiwa dari segala perilaku," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat, 20 Maret 2015.
Disinggung ihwal radikalisme, Jokowi menganggap pendekatan keagamaan dan kebudayaan amat penting untuk mencegahnya.
Yang lebih penting lagi, kata Jokowi, penanaman nilai-nilai keagamaan yang bisa mengeliminasi paham kekerasan itu harus ditanamkan sedari kecil. "Dimulai dari anak-anak itu lebih penting," kata dia.
Yang jelas, menurut Jokowi, radikalisme serta ektrimisme harus serius diantisipasi. Menurut Jokowi pemerintah akan selalu mengerjakan langkah kongkret sebelum radikalisme jadi ancaman besar bagi negara.
Saat di Prambanan Jokowi akan menemui para kepala negara maupun pemerintahan yang juga ikut hadir merayakan Nyepi. Di antaranya dari Jepang dan Tiongkok.
"Juga presiden dan para perdana menteri dari ASEAN nanti yang hadir banyak," kata dia.
Kepada mereka Jokowi akan menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara besar. "Sehingga kita harus berperan dalam bidang ekonomi, perdamaian, politik, dan lain-lain," ujarnya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN