TEMPO.CO, Jakarta - Delapan pesawat KT-IB Wong Bee milik Tim Aerobatik Jupiter TNI Angkatan Udara dikirim ke Langkawi, Malaysia, mengikuti Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) I. Pesawat milik Tim Jupiter Indonesia ini berasal dari pabrikan Korea Selatan. Namun, nahas, dua pesawat bertabrakan saat latihan menjelang pembukaan acara, Minggu, 14 Maret 2015, pukul 14.04 waktu setempat.
Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Fuad Basya memastikan empat awak selamat dalam kecelakaan ini. Saat ini mereka dirawat di rumah sakit Langkawi. Berdasarkan keterangan saksi mata, pilot dua pesawat Jupiter mendarat dengan parasut sebelum pesawat jatuh. "Mereka hanya mengalami luka ringan, tapi detailnya saya juga belum meng-update," ujar Fuad, yang mengaku belum mengetahui identitas para pilot.
Tim Jupiter terkenal dengan atraksi berbahayanya. Tim ini kerap memamerkan kemampuannya dalam perayaan ulang tahun TNI. Berbagai atraksinya antara lain: Jupiter Roll, Kite Barrel Roll, Clover Leaf, Arrow Head Loop-Break Off, Half Cuban-Jupiter Wheel, Tanggo To Diamond Loop, Leader Benefit, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, dan Arrow Head Loop.
Pesawat aerobatik milik Tim Aerobatik Jupiter ada berbagai macam. Pada 1997, yakni saat awal pembentukannya, Tim Jupiter menggunakan pesawat HS Hawk Mk-53 buatan Inggris. Tambahan pesawat Hawk 109 dan F-16 Fighting Falcon menjadi andalan sejak 2001. Ada pun pesawat terbaru KT-1B Wong Be buatan Korea Selatan dipakai pada 2011.
Tim Aerobatik Jupiter atau Jupiter Aerobatic Team atau JAT terbentuk dari inisiatif para instruktur penerbang di lingkungan Skadron Pendidikan 103 yang mengawaki pesawat MK 53 HS Hawk. Seperti yang dilansir dari laman resmi TNI Angkatan Udara disebutkan, Jupiter berasal dari sebutan bagi para instruktur penerbang yang mengajar di Landasan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.
Tim Jupiter terdiri atas tujuh formasi. Pertama, Jupiter One yang terdiri atas pimpinan tim yang bertugas memimpin manuver sangat berbahaya dan ekstrem. Ia juga dituntut membuat trik dan efek visual manuver yang tepat dan menarik saat pertunjukan. Saat ini, pimpinan Jupiter One dijabat Letnan Kolonel Penerbang Dedy "Leopard" Susanto, Komandan Skadik 102 Yogyakarta, yang diperkuat pesawat KT-1 B Woong Bee dan T-34 Charlie.