TEMPO.CO, Denpasar - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kini telah menjadi partai yang berkuasa. Namun Kongres IV partai banteng moncong putih yang akan digelar di Denpasar pada 9-12 April mendatang tetap akan mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo, kader partai itu.
"Justru harus dikritik sebagai bentuk pengawalan. Nanti kalau ada menteri-menteri yang salah ya Pak Jokowi harus tahu," kata Ketua Panitia Daerah Kongres IV PDIP Wayan Koster dalam sosialisasi kegiatan Kongres PDIP di Denpasar, Sabtu, 14 Maret 2015.
Koster menegaskan, sikap itu pula yang menjadi pegangan Fraksi PDIP di DPR yang sering mengagetkan fraksi dari partai yang lain. "Bedanya, setelah melakukan pengkritikan, ya kami akan setuju apa pun keputusan Jokowi. Jadi prosesnya yang berkualitas," katanya.
Dalam kongres ini, kata dia, kebetulan PDIP juga berusaha membuat tradisi baru. Masalah yang dibahas bukan terfokus pada persoalan internal partai, seperti pemilihan ketua umum, pembahasan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, atau pembentukan kepengurusan.
Apalagi sudah jelas dalam kongres nanti tidak akan ada pemilihan ketua umum karena Megawati Soekarnoputri sudah terpilih dan tinggal ditetapkan. "Jadi 40 persen nanti akan membahas masalah internal itu, tapi 60 persen nantinya adalah persoalan yang terkait dengan kepentingan masyarakat luas, seperti layanan kesehatan, masalah pendidikan, dan pelayanan publik," katanya.
Kongres kali ini, menurut dia, mengambil tema "Aku Melihat Indonesia". Tema itu, dia menyatakan, merangkum gagasan Bung Karno dalam melihat keragaman bangsa Indonesia dari segi profesi, budaya, dan agama yang ada di dalam wilayah yang sangat luas tapi menyatu sebagai sebuah bangsa. Gagasan ini pula yang akan dikembangkan dalam program kerja partai banteng selama lima tahun ke depan.
Kongres yang akan diikuti sekitar 2.000 peserta itu bakal berlangsung di Hotel Grand Bali Beach, Sanur. Hotel ini juga menjadi lokasi pelaksanaan Kongres I (2000) dan Kongres III (2010) PDIP. Hotel ini dipilih, kata Koster, agar PDIP tetap dapat menjaga konsistensi perjuangan sejak menjadi partai oposisi.
ROFIQI HASAN