TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie, Ali Mocthar Ngabalin, menyayangkan tindakan Roger Trianto Meles yang menyerangnya dalam konsolidasi partai di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa, 10 Maret 2015.
Dia mengatakan penyerangan tersebut dilatarbelakangi oleh kekalahan Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Musyawarah Nasional Ancol, Yorrys Raweyai, saat berdebat di salah satu stasiun televisi swasta. "Kalah berdebat kok larinya ke fisik," kata Ngabalin saat dihubungi Tempo, Kamis, 12 Maret 2015. "Memang karakternya begitu, mengandalkan otot, karena otaknya tidak bisa dipakai."
Penyerangan tersebut terjadi ketika Ical tengah memberi pengarahan kepada 486 pengurus Partai Golkar daerah dan pusat terkait keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang mengesahkan kepengurusan Agung Laksono. Penyerangan terhadap Ngabalin sempat menyebabkan suasana menjadi kacau.
Roger menyerang Ngabalin dengan sepotong besi dan kayu yang dibeli dari sebuah pertokoan di Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Alat itu semula dia beli hanya untuk perlengkapan membela diri.
Roger mengaku serangan itu tidak bermaksud untuk melukai korbannya. Serangan hanya sebagai bentuk peringatan untuk lebih menghormati Yorrys, bukan melecehkannya.
Meski tak mengalami luka, Ngabalin tetap melaporkan Roger ke polisi. Alasannya, supaya Roger mendapat pelajaran dari tindakannya. "Roger itu masih muda, masih bisa dibina dan diperbaiki. Tapi harus dilaporkan ke polisi bisa dibuat pelajaran moral dan akhlak," ujarnya.
Ngabalin berharap tindakan kekerasan tersebut tak terulang lagi di partainya atau partai lainnya. Ia menilai politikus terlalu kekanak-kanakan bila menyelesaikan urusan politik dengan cara adu fisik. "Semoga jadi yang pertama dan terakhir."
DEWI SUCI RAHAYU