TEMPO.CO,Makassar- Keluarga korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 berharap kepada penyelam tradisional yang didatangkan khusus dari Pulau Kalimantan oleh AirAsia. Para penyelam ini memang dibayar untuk mengangkat jasad korban yang diduga masih berada di dalam badan pesawat.
"Para penyelam ini sudah berhasil menemukan lebih dari 30 jenazah," kata Bernard Josal, ayah salah satu korban AirAsia asal Makassar, Sheana Josal, di Makassar, Rabu, 4 Maret 2015.
Menurut Bernard, dengan waktu pencarian hanya tersisa satu minggu, keluarganya masih berharap semua korban AirAsia bisa ditemukan. Sebelumnya, jasad Sheane Josal ditemukan pada 5 Januari dan telah dimakamkan pada 9 Januari lalu. Pada 7 Februari, jasad suami Sheane, Hendra Theodorus, bisa diidentifikasi dan dimakamkan pada 12 Februari lalu.
"Keduanya dimakamkan di Puncak Nirwana Memorial Park, Purwosari, Jawa Timur. Makam untuk dua cucu kami juga sudah kami siapkan di samping orang tua mereka," kata Bernard.
Menurut Bernard, saat ini keluarganya masih berharap dua cucunya, Reynaldi Theodorus dan Winoya Theodorus, juga bisa ditemukan. Keluarga Bernard, yang sudah dua bulan menanti di Surabaya, berencana bertolak ke Pangkalan Bun untuk melihat langsung proses pencarian korban. "Kami yakin korban masih bisa ditemukan," ujarnya.
Bernard mengatakan bisa memahami rencana pemerintah menghentikan proses pencarian dan berterima kasih kepada pemerintah karena masih mau membantu pencarian selama satu minggu ini. Dia juga berterima kasih kepada AirAsia yang sudah memberikan pelayanan yang baik kepada keluarganya selama berada di Surabaya.
"Juga atas pembayaran santunan asuransi bagi korban yang sudah disiapkan. Kapan pun kami mau ambil, AirAsia akan cairkan. Tapi keluarga masih menunggu sampai pencarian betul-betul dihentikan. Lagi pula, kami harus kembali dulu ke Makassar untuk mengurus berkas korban," kata Bernard.
Bernard menambahkan, rumah korban di Makassar sampai hari ini masih dibiarkan tertutup. Tapi banyak anggota keluarganya di Makassar yang selalu memantau dan menjaga rumah tersebut.
MUHAMMAD YUNUS