Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Walhi Desak Polisi Ungkap Pembunuhan Petani Jambi  

image-gnews
Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong
Ilustrasi: TEMPO/Mahfoed Gembong
Iklan

TEMPO.CO, Jambi - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi mengutuk keras pembunuhan anggota Serikat Tani Tebo, Indra Pelani, 22 tahun. Walhi pun mendesak polisi menangkap komplotan pembunuh warga Dusun Bukit Rinting, Desa Lubuk Madrasah, Kecamatan Tengah Ilir itu.  "Pembunuhan itu seperti direncanakan secara sistematis," kata Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Musri Nauli, kepada wartawan, Senin, 2 Maret 2015.

Indra, 22 tahun, ditemukan tewas pada Sabtu, 28 Februari lalu. Mayatnya tergeletak di rawa-rawa, sekitar 400 meter dari jalan besar perkebunan akasia PT Wira Karya Sakti, anak perusahaan kelompok Asia Pulp and Paper.

Sehari sebelumnya, sekitar pukul 14.00 WIB, Indra berangkat menjemput anggota Walhi bernama Nick Karim dari Simpang Niam, Kota Jambi.  Indra hendak mengajak Nick ke ladang warga yang siap panen raya, sekitar 60 kilometer dari rumahnya.

Untuk menuju ladang, Indra dan Nick harus melewati portal dan pos penjagaan PT Wira Karya Sakti. Ketika melintas pos kembar di Distrik 803, sekitar pukul 16.03 WIB, Indra dan Nick ditanyai penjaga pos. "Kami jawab mau ke dusun, ke ladang warga," kata Nick Karim ketika menuturkan kejadian itu kepada wartawan.

Tak jelas pemicunya, tujuh lelaki di pos kembar itu langsung mengeroyok korban. Nick yang mencoba melerai malah terlibat perkelahian tak berimbang. Beruntung, Nick bisa kabur meninggalkan kelompok pengeroyok. Namun, Indra tak bisa menyelamatkan diri.

Nick lalu mengabarkan pengeroyokan itu kepada warga desa. Tak lama kemudian, sekitar 30 penduduk mendatangi pos penjagaan itu. Tapi, ketika pos itu digeruduk warga, Indra sudah tak ada di tempat. Sedangkan petugas keamanan yang berjaga mengaku tidak tahu pengeroyokan itu.

Warga desa lantas melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Resor Tebo. Sore hari itu juga, mereka mencari-cari Indra. Hasilnya nihil. Keesokan harinya, mayat Indra ditemukan sekitar tujuh kilo meter dari lokasi pengeroyokan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waktu ditemukan warga desa, tangan dan kaki korban terikat tali. Mulut korban disumpal baju. Luka tusukan terdapat di pelipis kiri dan kanan, dagu, serta di atas kepala. Sekujur tubuh korban penuh luka lebam. Warga lantas membawa mayat Indra ke Rumah Sakit Umum Tebo.

Juru Bicara Polda Jambi Ajun Komisaris Besar Almansyah mengatakan polisi masih memburu ketujuh pelaku. "Kami sudah mengetahui ke mana mereka melarikan diri," ujar Almansyah.

Gesekan antara warga desa dan PT Wira Karya Sakti Aksi kerap terjadi sejak sepuluh tahun terakhir. Konflik itu dipicu pengambilalihan sekitar 2.000 hektare lahan garapan warga oleh PT Wira Karya yang memegang izin hutan tanaman industri.  Saat ini, 120 keluarga petani Tebo masih menggarap ladang sekitar 1.500 hektare. Indra termasuk petani yang menggarap ladang seluas setengah hektare.

Dalam waktu dekat, Walhi Jambi akan melaporkan pembunuhan Indra ke Komisi Nasional Hak Azasi Manusia. Mereka akan meminta Komnas HAM membentuk tim independen untuk menelisik dalang pembunuhan tersebut.

SYAIPUL BAKHORI

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dikuasai Kartel Narkoba, Meksiko Kirim 1.500 Personel Pasukan Gabungan ke Wilayah Selatan

4 jam lalu

Tentara berjaga saat petugas memadamkan api kendaraan yang dibakar oleh anggota geng narkoba setelah penangkapan pemimpin kartel narkoba Ovidio Guzman, di Mazatlan, Meksiko, 5 Januari 2023. REUTERS/Stringer
Dikuasai Kartel Narkoba, Meksiko Kirim 1.500 Personel Pasukan Gabungan ke Wilayah Selatan

Pemerintah Meksiko mengerahkan lebih dari 1.500 personel pasukan gabungan, termasuk Garda Nasional, tentara, dan polisi, ke daerah selatan negara itu


Pomdam Jaya Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Imam Masykur Secara Tertutup

4 jam lalu

Tiga oknum anggota TNI yang diduga terlibat penculikan dan penganiayaan terhadap Imam Masykur. Istimewa
Pomdam Jaya Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Imam Masykur Secara Tertutup

Rekonstruksi kasus pembunuhan Imam Masykur dilakukan hari ini secara tertutup di Pomdam Jaya.


Rekonstruksi Pembunuhan Imam Masykur di Pomdam Jaya Dilakukan Secara Tertutup

5 jam lalu

Tiga oknum anggota TNI yang diduga terlibat penculikan dan penganiayaan terhadap Imam Masykur. Istimewa
Rekonstruksi Pembunuhan Imam Masykur di Pomdam Jaya Dilakukan Secara Tertutup

Berdasarkan informasi dari penasihat hukum keluarga Imam Masykur, rekonstruksi dimulai pukul 09.00 di Polisi Militer Jaya.


Mayat Pria Ditemukan Tewas Mengambang di Perairan Kepulauan Seribu, Belum Dipastikan Korban Pembunuhan

12 jam lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Mayat Pria Ditemukan Tewas Mengambang di Perairan Kepulauan Seribu, Belum Dipastikan Korban Pembunuhan

Polisi belum mengetahui identitas pria tewas mengambang di Kepulauan Seribu itu, namun ditemukan ponsel di tas selempangnya.


Eks Anggota Densus 88 Pembunuh Sopir Taksi Online di Depok Divonis Seumur Hidup

18 jam lalu

Terdakwa kasus pembunuhan sopir taksi online di Depok, Bripda Haris Sitanggang saat menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Depok, Rabu, 30 Agustus 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Eks Anggota Densus 88 Pembunuh Sopir Taksi Online di Depok Divonis Seumur Hidup

Eks personel Densus 88, Bripda Haris Sitanggang, membunuh sopir taksi online Sony Rizal karena terjerat utang akibat judi online


Wawancara Eksklusif Tempo dengan Ibu Imam Masykur: Hilang Nyawa Ganti Nyawa!

18 jam lalu

Fauziah, ibu dari Imam Masykur saat diwawancarai di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 22 September 2023. Dia membeberkan perihal kasus kematian anaknya yang diculik lalu dibunuh tiga anggota TNI. Tempo/Muhamad Reza Ar Raafi
Wawancara Eksklusif Tempo dengan Ibu Imam Masykur: Hilang Nyawa Ganti Nyawa!

Masih terngiang di telinga Fauziah saat Imam Masykur berpamitan ke Jakarta 1,5 tahun lalu: minta didoakan mudah rezeki dan panjang umur.


Sidang Tuntutan Wowon Serial Killer Ditunda untuk Kelima Kalinya, Jaksa Belum Juga Selesaikan Berkas Tuntutan

22 jam lalu

Kawanan Wowon Serial Killer
Sidang Tuntutan Wowon Serial Killer Ditunda untuk Kelima Kalinya, Jaksa Belum Juga Selesaikan Berkas Tuntutan

Jaksa belum juga menyelesaikan berkas tuntutan sidang Wowon Serial Killer. Sudah ditunda untuk kelima kalinya.


Pamit Main, Wanita Muda di Bogor Ditemukan Penuh Luka di Wajah dan Tangan

1 hari lalu

Ilustrasi tewas atau jenazah atau jasad. shutterstock.com
Pamit Main, Wanita Muda di Bogor Ditemukan Penuh Luka di Wajah dan Tangan

Korban tewas dalam perjalanan ke rumah sakit. Polres Bogor Kota mengklaim sudah mengantongi identitas pelaku


Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan

2 hari lalu

Orang-orang tampil di depan sosok
Kasus Pembunuhan Melonjak di Kosta Rika, Rekor Tahun Paling Mematikan

Kosta Rika mengalami tahun paling mematikan di 2023, mencatat lebih dari 656 kasus pembunuhan.


Cerita Ibu Imam Masykur Semalaman Kumpulkan Uang Tebusan, Ternyata Anaknya Sudah Dibunuh Paspampres

3 hari lalu

Fauziah, ibu dari Imam Masykur saat diwawancarai di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat, 22 September 2023. Dia membeberkan perihal kasus kematian anaknya yang diculik lalu dibunuh tiga anggota TNI. Tempo/Muhamad Reza Ar Raafi
Cerita Ibu Imam Masykur Semalaman Kumpulkan Uang Tebusan, Ternyata Anaknya Sudah Dibunuh Paspampres

Ibu Imam Masykur semalaman berusaha mencari uang tebusan untuk anaknya. Berharap anaknya masih hidup di tangan penculik.