Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kelaparan, 11 Orang Rimba Meninggal di Jambi

image-gnews
Anak-anak suku Kubu. TEMPO/ Hendra Suhara
Anak-anak suku Kubu. TEMPO/ Hendra Suhara
Iklan

TEMPO.CO, Jambi - Sedikitnya  11 orang suku Anak Dalam di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi meninggal sejak enam bulan terakhir. Mereka yang dikenal sebagai “Orang Rimba” itu diduga tewas akibat kekurangan pangan dan air bersih.

Menurut fasilitator kesehatan Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, Yomi Rivandi, kematian suku Anak Dalam paling banyak terjadi pada Januari dan Februari lalu. Selama dua bulan itu, dua orang dewasa dan empat anak meninggal. “Mereka kini dihantui kematian beruntun," kata Yomi, Senin, 2 Maret 2015.

Suku Anak Dalam kesulitan mendapatkan makanan dan air bersih karena hutan tempat mereka tinggal semakin menyempit. Untuk bertahan hidup, Orang Rimba pun semakin sering mendatangi pinggiran desa dan ladang milik warga. “Padahal, kawasan seperti itu bukan tempat yang cocok untuk berburu dan meramu,”  ujar Yomi.

Berdasarkan pantauan Yomi dan kawan-kawan, dalam beberapa bulan terakhir, Orang Rimba sudah pindah-pindah ke tujuh lokasi baru. Awalnya, mereka berada di kawasan Terap dan Serenggam. Karena ada kematian anggota kelompoknya, mereka lalu pindah (melangun) ke wilayah Desa Olak Besar, lalu ke Desa Baru, dan Desa Jernih.  Kemudian, mereka pindah ke pinggiran Sungai Selentik dan Sungai Telentam, di Desa Lubuk Jering, lalu ke Simpang Picco Pauh. Terakhir, mereka tinggal di Sungai Kemang Desa Olak Besar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tradisi melangun merupakan kebiasaan Orang Rimba setelah berduka karena ditinggal mati anggota kelompok mereka. Ketika kematian terjadi beruntun seperti akhir-akhir ini, menurut Yomi, suku anak dalam pun ketakutan dan panik. Nah, ketika melangun ke sana ke mari itu, persediaan makanan mereka semakin berkurang. “Daya tahan tubuh mereka pun menurun, hingga semakin banyak yang sakit,” kata Yomi.

Masalah lainnya, gara-gara luas hutan yang terus berkurang, suku Anak Dalam pun paceklik obat-obatan. Tumbuhan yang biasa mereka jadikan bahan untuk meramu obat tradisional semakin langka. Walhasil, di samping memerlukan bantuan makanan, “Mereka pun sangat memerlukan bantuan kesehatan,” ujar Yomi.

SYAIPUL BAKHORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

12 September 2023

Suku Sentinel tinggal di Pulau Sentinel Utara yang terletak di Samudra Hindia. Pulau yang memiliki luas 60 km persegi, sekitar 1.200 km dari daratan India. Pulau itu menjadi milik india sejak 1947, tapi diakui sebagai negara bagian yang berdaulat. movingshoe.com
8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

Suku-suku ini lebih memilih isolasi untuk melindungi tanah, budaya, dan kehidupan mereka. Campur tangan pihak luar sering dianggap ancaman.


Lagi, KPK Tahan 5 Penerima Suap Zumi Zola

15 Agustus 2023

Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu dan juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan lima orang anggota DPRD Provinsi Jambi periode 2014-2019 sebagai tersangka baru kasus suap pengesahan RAPBD 2017-2018, di KPK, Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023. TEMPO/Imam Sukamto
Lagi, KPK Tahan 5 Penerima Suap Zumi Zola

KPK menahan 5 tersangka penerima suap dari mantan Gubernur Jambi, Zumi Zola. Masih ada 6 orang yang belum ditahan.


Zumi Zola Penuhi Panggilan KPK Dalam Kasus Suap Pengesahan RAPBD Jambi 2017

1 Agustus 2023

Mantan narapidana kasus korupsi Zumi Zola menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti sidang secara virtual dari gedung KPK, Jakarta, Selasa, 23 Mei 2023. Mantan Gubernur Jambi tersebut diperiksa sebagai saksi bagi para terdakwa mantan anggota DPRD Jambi dalam sidang kasus dugaan suap pengesahan RAPBD Jambi tahun anggaran 2017-2018. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Zumi Zola Penuhi Panggilan KPK Dalam Kasus Suap Pengesahan RAPBD Jambi 2017

Zumi Zola kembali menjalani pemeriksaan oleh penyidik KPK dalam kasus suap pengesahan RAPBD Jambi 2017.


Jambi, Provinsi Pertama Daftarkan 78 Ribu Pekerja Rentan di BPJS Ketenagakerjaan

6 Januari 2023

Direktur Kepesertaan BPJAMSOSTEK Zainudin menemani Gubernur Al Haris untuk memberikan santunan kematian serta manfaat beasiswa pendidikan anak kepada 6 orang ahli waris dari pekerja yang didaftarkan melalui program BKBK tersebut pada Rapat Paripurna DPRD Prov Jambi di Gedung DPRD, Jumat pagi (6/1).
Jambi, Provinsi Pertama Daftarkan 78 Ribu Pekerja Rentan di BPJS Ketenagakerjaan

Dana untuk mendaftarkan 78 ribu pekerja rentan di pedesaan diambil 10 persen dari program BKBK.


20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

10 November 2021

Sebanyak 20 mahasiswa yang berasal dari Suku Sakai (suku terasing) mendapat pembekalan kewirausahaan dari Universitas Riau bekerja sama dengan Program Inkubator PT Pertaminta Hulu Rokan. (Foto:Antara/HO-Humas UNRI)
20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

Pelatihan saat ini digunakan sebagai proyek percontohan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa anak Suku Sakai se-Provinsi Riau.


KPK Panggil 3 Mantan Anggota DPRD Jambi di Kasus Pengesahan RAPBD

6 Oktober 2021

 Juru Bicara KPK Ali Fikri. ANTARA
KPK Panggil 3 Mantan Anggota DPRD Jambi di Kasus Pengesahan RAPBD

Dalam perkara ini, KPK menetapkan empat mantan anggota DPRD Jambi sebagai tersangka.


Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

24 November 2018

John Allen CHua, pria AS yang juga missionaris tewas dibunuh oleh suku terasing di pulau Sentinel, Kepulauan Andaman, India.
Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

Misionaris muda Amerika Serikat yang diduga tewas dipanah suku terasing Pulau Sentinel menulis catatan terakhirnya sebelum menginjakkan kaki di pulau


Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

23 November 2018

John Allen Chau dan Pendiri Akedemi Sepak Bela Ubuntu Casey Prince. [AP]
Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

Kepolisian India masih berupaya mengevakuasi mayat misionaris Amerika Serikat yang terbunuh di pulau Sentinel yang dihuni suku terasing.


Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

23 November 2018

Suku paling terisolasi di dunia tinggal di pulau Sentinel, Kepulauan Andaman, India.
Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

Seperti apa kehidupan suku terasing di pulau Sentinel, Andaman, India yang hidup masih di masa pra-neolitik?


Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

23 November 2018

John Allen Chau dan Pendiri Akedemi Sepak Bela Ubuntu Casey Prince. [AP]
Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

Menurut aparat penegak hukum India, pria AS yang menjadi korban pembunuhan suku terasing di pulau Sentinel bernama John Allen Chau, 26 tahun.