TEMPO.CO,Denpasar--Pemindahan dua terpidana mati Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, rupanya sudah kian dekat. Pada Jumat, 27 Februari 2015, Brimob Polda Bali bahkan telah melakukan simulasi pengamanan di lapangan Marko Brimob, Tohpati, Denpasar.
Pada simulasi itu, pengamananan dilakukan oleh 2 regu dengan berjumlah 20 orang personil. Komisaris Besar Pol Rudi Harianto, Dansat Brimob Polda Bali mengatakan, satu regu dengan 10 personil akan mengamankan satu orang terpidana. “Tugasnya mengawal hingga Jawa Tengah di LP Nusakambangan,"jelasnya.
Adapun pengamanan nantinya dimulai dari lapas Kerobokan kemudian mereka diangkut dengan bus hingga naik pesawat pun. Latihan dilakukan secara rutin sampai hari dimana mereka harus dipindahkan. “Kita harapkan semua akan berjalan lancar,” kata Rudi. Pengamanan juga kan dibantu oleh satu lalu litas dan Sabhara Polresta denpasar dan Polres Badung.
Sebelumnya, dalam upaya untuk mencegah hukuman mati Perdana Menteri Tony Abbott menelepon Presiden Joko Widodo, Rabu, 25 Februari 2015 sekitar pukul 16 sore. Menurut bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir , pemerintah Indonesia memahami tindakan yang dilakukan PM Abbott. Ia mengatakan, PM Abbott tengah menjalankan tugasnya sebagai pemerintah yang ingin melindungi warga negaranya.
"Kami memahami PM Abbott mewakili warga negaranya yang sedang mengalami kesulitan di negara lain. Indonesia juga memahami bahwa PM Abbott sedang menjalankan tugasnya sebagai pemerintah," kata Arrmanatha dalam brifing rutin di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2015. "Tetapi, kami juga menekankan hal itu harus tetap dilakukan dalam koridor hukum Indonesia," kata Arrmanatha.
ROFIQI HASAN | TIM TEMPO