TEMPO.CO, Bandung - Menjelang acara Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 pada 24 April 2015, segenap persiapan tengah gencar dilakukan Pemerintah Kota Bandung. Salah satunya persiapan untuk memecahkan rekor bermain angklung oleh 20 ribu orang.
"Ini merupakan pemecahan rekor dunia," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Bandung Aos W. Bintang di Balai Kota Bandung, Selasa, 24 Februari 2015.
Pertunjukan angklung dengan tema “Alunkan Angklungmu di Guinness World of Record Bandung Lautan Angklung” itu akan berlangsung di Stadion Siliwangi di Jalan Lombok, Kota Bandung, pada Sabtu, 25 April 2015, atau sehari setelah acara inti KAA.
Menurut Aos, peserta yang akan memainkan angklung terdiri atas berbagai kalangan. Dari pelajar, mahasiswa, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, tentara, polisi, buruh, budayawan, seniman, hingga perwakilan dari tiap negara. Tembang Manuk Dadali dan Halo-halo Bandung akan menjadi lagu pengiring dalam pertunjukan angklung itu.
Angklung merupakan alat musik tradisional khas Jawa Barat yang menjadi warisan Indonesia untuk dunia. Dalam rangkaian acara KAA nanti, pertunjukan angklung itu bertujuan menciptakan momen bersejarah yang dapat memberikan pengaruh besar bagi warga dunia.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan pergelaran angklung tersebut merupakan bagian dari konsep tradisional yang coba diusung dalam KAA nanti. "Konsepnya 60 persen untuk tradisional dan 40 persen untuk kreativitas seputar Asia Afrika. Jadi biar lebih berwarna acaranya," kata Ridwan.
Selain pertunjukan angklung, Asia Africa Carnival yang akan berlangsung pada 21-27 April 2015 mendatang menampilkan lima kegiatan lain, yakni Culture Break, Solidarity Day (Tribute Sukarno & Mandela), Photo Exhibition of AAC, Festival of Nations, dan Asian African Parade.
AMINUDIN