TEMPO.CO, Pangkalpinang – Anjloknya harga timah dunia hingga ke kisaran US$ 17 ribu atau sekitar Rp 218,58 juta per metrik ton membuat perekonomian Bangka Belitung menurun drastis. Dalam kurun waktu beberapa bulan ini, perekonomian Bangka Belitung terus menunjukkan penurunan.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Rustam Effendi mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk melakukan moratorium (penundaan) ekspor timah dalam beberapa waktu ke depan hingga harga timah membaik.
"Saat ini dalam proses langkah apa yang kita ambil. Ini untuk kepentingan masyarakat banyak. Kita harap para pengusaha tidak ada yang keberatan menunda ekspor sementara sambil menunggu harga membaik," ujar Rustam kepada wartawan, Ahad malam, 22 Februari 2015.
Rustam menuturkan pihaknya akan segera memanggil semua pengusaha, pemerintah tingkat II, dan Komisaris Utama Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Fenny Wijaya.
"Rencananya, pertemuan akan kita gelar Rabu ini. Kita harap semuanya bersepakat dan tidak ada yang jadi pengkhianat dengan mengekspor secara diam-diam. Kita akan sampaikan surat ke Bea-Cukai dan Syahbandar agar yang ekspor saat moratorium supaya ditangkap," ujarnya.
Rustam mengaku rencana pihaknya melakukan moratorium timah sudah mendapat tentangan dari beberapa pengusaha. Salah satunya adalah adanya permintaan tetap melakukan ekspor tapi jumlahnya dibatasi. "Janganlah mau mengatur dan melampaui kewenangan Gubernur. Moratorium ini dilakukan untuk mendongkrak harga timah. Ini demi kepentingan rakyat banyak," ucapnya.
SERVIO MARANDA